LAMONGAN, Suara Muhammadiyah- Perhatian terhadap Cabang dan Ranting menjadi satu dari 6 prioritas yang telah ditetapkan di dalam Muktamar 47 di Makassar. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan bahwa dalam pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah tidak boleh lepas dari 5 prioritas yang lain.
“Pertama, dengan peningkatan ideology dan pemikiran,” tuturnya di acara Cabang dan Ranting Muhammadiyah Expo yang dibesut oleh Lembaga Pengembagan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah di Pucakwangi Residence, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Menurut Haedar proses ideologisasi harus kian dipertajam, ditingkatkan dan diteguhkan. Hal tersebut dikarenakan saat ini semakin banyak berbagai ideologi yang mulai melakukan ekspansi dan juga mengancam akan menjangkiti tubuh bangsa bahkan Muhammadiyah. Walaupun Muhammadiyah harus tetap bertasamuh dengan berbagai kalangan, namun dalam konteks ini, Haedar mengharapkan warga Muhammadiyah tetap dalam manhaj yang telah digariskan oleh Muhammadiyah.
“Muhammadiyah tetap harus punya karakter yang ada dalam prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Dalam konteks ideology Muhammadiyah tetap harus memiliki daya saring yang baik. Dalam hal pemikiran Muhamadiyah itu brekemajuan,” lanjutnya.
Oleh karenanya, di samping pengembangan, cabang dan ranting berkewajiban menyelenggarakan pembinaan ideology dan juga pemikiran keislaman yang berkemajuan.
“Kedua, pembinaan kader dan anggota. Mereka harus dibina agar menjadi anggota persyarikatan yang memahami betul apa itu Muhammadiyah dan untuk apa bermuhammadiyah. Dan jangan lupa juga yang ada di AUM juga keluarganya,” tukasnya.
Kader Muhammadiyah sendiri diharapkan mampu berdisporadalam hal profesi dan merambah dunia wirausaha. Menurutnya, melalui Expo tersebut memungkinkan untuk lahir semangat wirausaha. Di samping itu, perluasan anggota menjadi hal yang penting. “Jangan berbicara mobilisasi politik dan kemenangan politik jika anggota tidak bertambah,” imbuhnya. Oleh karenanya, untuk menarik simpati sendiri harus menggunakan cara-cara dakwah bil hikmah wa mauidzatil hasanah. “Rangkul mereka agar dari berbuat salah menjadi berbuat baik,” kata Haedar.
Ketiga, Haedar menerangkan bahwa yang harus diperhatikan adalah dalam hal pengembangan amal usaha. Pembinaan itu menjadi penting karena anggota yang berkecimpung di AUM sendiri beragam. Muhammadiyah sendiri bisa besar dan mandiri dikarenakan adanya AUM. Kegiatan bemberdayaan perekonomian dan pemberdayaan masyarakat pun diharapkan Haedar semakin menggeliat di berbagai cabang dan ranting Muhammadiyah.
“Jangan malah dimusuhi dan dibilang bukan Muhammadiyah kalau memiliki kekurangan. Justru kalau bukan Muhammadiyah dididik menjadi Muhammadiyah. Maka pimpinan itu harus mampu mengayomi mereka,” tegas Haedar.
Keempat, adalah yang kaitannya dengan dakwah komunitas. Dalam hal dakwah komunitas pendekatan yang diberikan yaitu menyesuaikan dengan karakter yang dimiliki oleh masing-masing komunitas atau kalangan. Di tambahkan dengan kemunculan komunitas maya yang juga harus dirangkul oleh Muhammadiyah. Tentunya, membutuhkan treatment dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi psikologisnya. “Pendekatan-pendekatan untuk kelas atas itu sekarang perlu dan harus ada style tersendiri yang dimiliki. Dan tentu berbeda juga dengan kalangan yang lainnya secara psikologis,” lanjutnya.
Kelima, terkait dengan peran keummatan, kebangsaan dan juga di ranah global. Jangan sampai warga cabang dan ranting disibukkan hanya dengan urusan yang tidak strategis dan membuang energy sehingga lupa dengan tugas membesarkan persyarikatan. “Cabang ranting itu harus paham realitas kehidupan di sekitarnya,” tandas Haedar. Melalui Cabang Ranting Muhammadiyah Expo ini, Haedar mengharapkan dapat muncul lebih banyak lagi cabang dan ranting unggulan yang bisa menjadi contoh bagi mengembangan di berbagai daerah ataupun wilayah (Th).