YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Masyarakat Ekonomi Asean yang dicananagkan oleh Negara – Negara Asean cukup menjadi Perhatian sejak beberapa tahun belakangan ini, hal ini dikarenakan setiap negara harus mempersiapkan sumber daya manusia guna menghadapinya, perdagangan bebas yang dilakukan dan disepakati oleh Negara Asean ini menjadi cambuk dan penyemangat untuk memperbaiki negaranya, agar tidak tertinggal oleh negara lainnya, tak terkecuali Indonesia.
Menyadari hal itu, Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (PAI UAD) mengadakan Kuliah Umum yang bertemakan “Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di Era Masyarakat Ekonomi Asean,” Sabtu, 6 Mei 2017. Acara itu menghadirkan pembicara ahli dari Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Sutrisno MAg. Kuliah umum yang dihadiri sekitar 400 mahasiswa ini bertujuan untuk memberikan wawasan pengetahuan tentang kompetensi guru PAI dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) karena dalam MEA nanti akan saling bertukar dan bekerjasama dalam mengembangkan keilmuan di Negara Asean seperti pertukaran guru, atau permintaan guru untuk mengajar di negara asean. Zamzuri Umar selaku Kaprodi PAI menuturkan Kita sudah saat nya go internasional, sudah cukup hanya lokal saja, walaupun kita juga harus memperhatikan yang lokal, Guru PAI sudah saat nya memacu diri untuk kawasan yang lebih luas lagi.
Senada dengan hal itu, Rika Astari selaku Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UAD mengharapkan mahasiswa PAI yang kuantitas nya lebih banyak dari pada Prodi yang lain di Fakultas Agama Islam, berharap kualitasnya lebih ditekankan lagi kemudian Fakultas Agama Islam mempunyai link kerjasama dengan Universitas-Universitas di Negara lain seperti Malaysia, dan Tailand, di Tailand misalnya. “Di sana banyak sekolah yang membutuhkan guru bahasa arab dan guru Agama Islam, diharapkan dari PAI bisa mengisi permintaan Guru Agama Islam di Thailand. Ini Peluang,” tuturnya.
Dalam ceramah yang hampir tiga jam ini,ada beberapa poin penting yang disampaikan Prof Sutrisno yaitu tentang kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di Muhammadiyah, ada enam hal yaitu kompetensi pedagogik, profesional, rassional, sosial, informal leadership, dan kemuhammadiyahan. keenam hal itu harus dipunyai oleh seorang Guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan bahwasannya seorang guru PAI harus mampu dalam segala hal, harus mampu memecahkan permasalahan yang ada dalam masyarakat, dengan kemampuan informal leadership diharapkan guru bisa menjadi contoh, teladan, dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Sutrisno juga menyampaikan bahwasannya ilmu yang sudah basi membuat peradaban yang tidak beregenerasi, hal ini bisa diartikan harusnya ada upgrade mengenai kurikulum dan apa yang menyangkut pengembangan pendidikan guna memenuhi kompetensi yang diinginkan. Beliau berpesan untuk selesai sebelum mulai, yang mempunyai pengertian sudah menyelesaikan persiapan untuk kedepannya (baca:pekerjaan).
Farid setiawan, selaku PIC dari kuliah umum ini menuturkan bahwa dalam Era MEA sudah tidak ada sekat, semuannya bebas dan semuannya harus siap, hal itu menjadi refleksi bagi kita untuk meningkatkan SDM, kita mempunyai kebutuhan yang mendesak dan kita harus memanfaatkan relasi-relasi yang sudah ada dari UAD ini. (Anshori)