MAGELANG, Suara Muhammadiyah-Cuaca temaram pada Ahad (14/05) terlihat di lereng gunung Andong. Semilir angin menyibak dedauan diantara rimbunnya pohon kopi dan cengkeh di atas ketinggian 800 mdpl. Puluhan pemuda sekitar 40 orang tampak berjalan melangkah tegap memanggul cangkul dan sekop. Pemandangan yang jauh berbeda dibandingkan pada saat awal kejadian banjir bandang akhir April lalu. Tidak ada hiruk pikuk dan ramainya orang berdatangan ke lokasi bencana. Para pemuda itu terus berjalan hingga berhenti di depan saluran irigasi yang tampak porak poranda. Di lokasi ini sudah menunggu puluhan warga Dusun Pringapus Desa Sambungrejo. Hampir semua memegang cangkul, sekop dan peralatan kerja lainnya.
“Hari ini kami sudah berjanji membantu gotong royong warga terdampak banjir bandang untuk membenahi saluran irigasi yang panjangnya lebih dari 100 meter. Saluran irigasi harus segera dibenahi agar bisa berfungsi mengairi puluhan hektar sawah,” kata Tri Susanto “pencok” koordinator relawan Muhammadiyah Magelang.
“Ini sudah kali ketiga kerjabakti kami lakukan. Sebelumnya relawan Muhammadiyah membantu pemasangan pralon bersama warga dan petugas PPL (petugas penyuluh lapangan) Dinas Pertanian Pemda Magelang,” imbuh “pencok” yang sehari hari bekerja sebagai supir truck.
Sebagaimana diketahui bencana banjir bandang menimpa kawasan ini pada 29 April 2017 lalu. Tercatat 13 warga meninggal dunia, 41 rumah terdampak bahkan sebagian diantaranya hanyut terbawa banjir bandang. Duka mendalam masih menyelimuti sebagian besar warga. Namun demikian mereka tetap harus bangkit memulihkan kondisi.
“Kami relawan Muhammadiyah akan terus memberi dukungan kepada warga untuk bangkit kembali. Kehadiran dan keterlibatan kami yang tidak seberapa ini akan membantu mengembalikan semangat warga untuk menata kehidupan mendatang,” imbuh Asroni Ketua MDMC Magelang.
Pemerintah telah menyatakan masa tanggap darurat selesai tanggal 12 Mei 2017. Tahapan berikutnya memasuki masa early recovery (pemulihan dini) dengan memfungsikan kembali fasilitas kunci penghidupan warga salah satunya saluran irigasi dan instalasi air bersih yang rusak.
Asroni yang sehari hari bekerja sebagai petani ini menambahkan, “Mengembalikan fungsi saluran irigasi dan sarana air bersih merupakan kebutuhan yang penting karena sebagian besar warga adalah petani yang sangat tergantung dengan kebutuhan tersebut. Ini harus diprioritaskan untuk segera pulih kembali,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, Didik Wahyu Nugroho, kasie Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang menyatakan, “Setelah masa tanggap darurat dinyatakan selesai maka saat ini pemerintah tengah merencanakan untuk melaksanakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Kami berterimakasih kepada relawan Muhammadiyah yang masih memberikan dukungan hingga saat ini. Kami yakin kehadiran mereka akan turut mempercepat proses pemulihan pasca bencana,” tandasnya (Umam).