SULSEL, Suara Muhammadiyah- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) di Gedung Diklat LPMP Sulawesi Selatan, Kota Makassar pada Jumat (12/5) malam.
Ratusan peserta dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel, organisasi otonom Muhammadiyah, Pimpinan Majelis dan Lembaga PWM Sulsel, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sulsel, serta Gubenur Sulsel yang diwakili oleh Asisten II Pemprov Sulsel mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Anwar Abbas mengatakan bahwa Kota Makassar dan Sulses merupakan kenangan yang takan terlupakan baginya. Menurutnya, Makassar merupakan tuan rumah Muktamar 47 Muhammadiyah yang mana dirinya terpilih sebagai salah satu anggota PP Muhammadiyah dan meraih suara terbanyak di Tanwir.
“Makassar ini jadi sejarah bagi saya dan Muhammadiyah. Saya saya hampir jadi peraih suara terbanyak yang tak siap jadi ketua, namun itu hanya di Tanwir untung bukan di Muktamar,” celotehnya.
Ia melanjutkan, mengapa dirinya menyebut Makassar bersejarah, karena melalui Muktamar 47 pula, dirumuskan pilar ketiga Muhammadiyah yaitu Ekonomi dan Bisnis, dimana sebelumnya Muhammadiyah hanya dilekatkan dengan pilar pendidikan dan kesehatan.
Muhammadiyah, kata Anwar, harus dan tengah berupaya membangun perhatian pada soal ekonomi dan kewirausahaan. Menurutnya, di era sekarang ini bila ingin menjadi penentu di negeri ini maka hal yang harus dilakukan adalah menguasai sektor ekonomi.
“Jika bercita-cita ingin Islam menguasai negeri ini dan jadi penentu, kuncinya yaitu kuasai sektor ekonomi. Umat Islam sangat tertinggal untuk hal ini,” pungkasnya.
Anwar yang juga Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun menunjukkan fakta bahwa dari 10 orang terkaya di Indonesia, hanya dua dari orang Muslim. Ia menyebut Chairul Tanjung di urutan ke 5 dan Aburizal Bakrie di urutan ke 8.
“Ini harus jadi perhatian bersama. Umat harus bangkit secara ekonomi dan aset karena penguasaan sumber daya material adalah kuncinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PWM Sulsel Ambo Asse mengemukakan bahwa agenda Musypimwil sebagai evaluasi 15 bulan kepemimpinannya. “Perlu evaluasi supaya ada ukuran antara yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilakukan. Dari situ kita dapat merumuskan program prioritas di sisa periode,” terangnya.
Adapun tema Musypimwil, kata Ambo, adalah turunan dari tema Tanwir Muhammadiyah di Ambon, yaitu Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan. “Negara ini butuh kedaulatan untuk menangani kesenjangan sosial,” pungkasnya (Kasri Riswadi).