Bentuk Jiwa Jurnalis Melalui MPI Banyumas Goes to Campus

Bentuk Jiwa Jurnalis Melalui MPI Banyumas Goes to Campus

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah- Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) OBSESI IAIN Purwokerto terlihat antusias mengikuti acara Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik di Gedung Laboratorium Dakwah Lanai 2 IAIN Purwokerto, Sabtu malam (13/5).

Adapun pembicara dalam acara tersebut, yakni anggota Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPI PDM) Banyumas, Tegar Roli Anugrah Vianto.

Dalam pemaparannya narasumber memberikan pemaparan dan macam kepenulisan berita. Tema yang diangkat kali ini, ‘Membentuk Jiwa Jurnalis yang berprinsip pada Kode Etik Jurnalistik’.

Tidak hanya itu, peserta latihan juga dapat berinteraksi langsung dengan narasumber untuk menggali ilmu menjadi seorang jurnalis.

Tegar yang juga berprofesi sebagai reporter SATELIT TV menurutrkan, menjadi jurnalis sangat menyenangkan. Apalagi jika berita yang dibuat dapat memberikan manfaat bagi khalayak atau banyak orang.

Menurutnya, Tugas para nabi dan rasul, menurut Al Quran, adalah untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, mengajak orang berbuat kebaikan dan memerangi kebatilan atau amar makruf, nahi munkar.

Tugas itu sama dengan apa yang diemban para wartawan, menurut fungsi pers dan kode etik jurnalistik yang bersifat universal.

“Jadi, pada dasarnya para wartawan adalah pewaris dan penerus tugas kenabian,” ujarnya.

Pada era digital teknologo, kata dia, jurnalistik adalah ilmu, teknik , dan proses yang berkaitan dengan penulisan berita, feature, di media massa baik di media cetak, media elektronik maupun media online.

Menurutnya wartawan atau penulis ibarat koki, bahan masakan boleh sama, tapi makanan yang dihasilkan koki akan berbeda satu sama lain.
”Bahan untuk tulisan bisa saja sama, hasil tulisannya berbeda. Ada yang bagus, enak dibaca, mampu mencerahkan dan membuat pembaca tertawa atau senang. Juga bisa sebaliknya. Semua tergantung penulisnya,” ungkapnya.

Dia juga mengingatkan seorang jurnalis untuk selalu melakukan verifikasi terhadap setiap informasi yang diperoleh. Menurut Tegar, tulisan yang tidak akurat akan berdampak terhadap publik. “Untuk itu verifikasi harus dilakukan,” ujarnya mengingatkan (tgr).

 

Exit mobile version