YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Tim Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) atas nama Mr_Cool MK6 berhasil menjadi salah satu tim yang mewakili DIY dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 tingkat Nasional. Tim Mr_Cool MK6 yang dibimbing oleh Muhammad Yusvin Mustar, ST, MEng tersebut berhasil meraih juara kedua dengan total skor 546.27. Sementara juara pertama diraih oleh Tim D’AVECENNA 1.7 dari Universitas Islam Sultan Agung (UNISULA) dengan total skor 48.99, sedangkan juara ketiga oleh Tim Al-Fatih dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan total skor 573.97.
Dikatakan Yusvin saat diwawancarai di Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY, Rabu (17/5) mengatakan bahwa Tim KPAI UMY berhasil menggeser Tim dari UGM selaku tuan rumah penyelenggara KRI 2017 tingkat Regional III pada tanggal 11 hingga 13 Mei lalu. Prestasi yang diraih tim Mr_Cool MK6 tersebut membuahkan hasil setelah 6 kali mengikuti kontes robot yang diselenggarakan setiap tahunnya.
“Sesuai dengan nama tim Mr_Cool MK6 ini mengandung arti generasi keenam. Ini menjadi prestasi tersendiri, terlebih tim UMY baru pertama kali akan merasakan kompetisi tingkat Nasional,” ujar Yusvin.
Ketiga anggota Tim Mr_Cool MK6 diantaranya yaitu Try Ahmad Agus dan Wicaksono Aji Wibowo angkatan 2013, serta Bintang Surya Tryatmojo angkatan 2014. Ketiganya dari Program Studi Teknik Elektro UMY.
“Tim KRPAI UMY telah berhasil saat bertanding di tingkat Regional III yang meliputi Jawa Tengah, DIY dan sebagian Kalimantan. Dan kami akan terus berupaya untuk memberikan hasil yang maksimal di tingkat nasional. Tantangan ini akan semakin berat, karena akan menemukan kontestan yang terpilih di setiap regional dari berbagai universitas swasta maupun negeri se-Indonesia,”paparnya.
Kompetisi KRI 2017 Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 6 hingga 9 Juli 2017 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung tersebut selain melibatkan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), juga akan menampilkan divisi KRAI (Kontes Robot ABU Indonesia), KRSTI (Kontes Robot Seni Tari Indonesia), dan KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia). Sementara pada teknis penilaian KRPAI, Yusvin menjelaskan bahwa kontestan akan mendapatkan poin berdasarkan api yang berhasil dipadamkan.
“Pada divis KRPAI disediakan empat ruangan atau labirin. Di labirin itu terdapat beberapa benda sebagai penghalang, seperti boneka anjing yang tidak diperbolehkan tertabrak, terjatuh maupun tergeser oleh KRPAI itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan strategi bagaimana caranya dengan berbagai rintangan itu, robot ini bisa lolos dan menemukan ruangan yang memiliki api untuk dipadamkan. Ditambah lagi robot yang mampu memadamkan api, harus kembali lagi sesuai dengan posisi semula agar mendapatkan poin memadamkan api dan poin untuk kembali seperti semula,” jelas Yusvin (hv).