Rembuk Nasional PAUD, Jelang 100 Tahun Aisyiyah Kawal Pendidikan Usia Dini

Rembuk Nasional PAUD, Jelang 100 Tahun Aisyiyah Kawal Pendidikan Usia Dini

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Jauh sebelum Indonesia merdeka, Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam berkemajuan yang berdiri di tahun 1917 telah mengawal dan mempersiapkan generasi unggul dan bermartabat. Generasi tersebut diharapkan mempu mengisi kemerdekaan dengan akal budi dan akhlak yang tinggi. Pendidikan usia dini menjadi salah satu tonggak dalam mempersiapkan generasi unggul di masa mendatang.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) Kamis (18/5). Rembuk Nasional yang juga bagian dari rangkaian Milad 1 Abad Aisyiyah yang jatuh pada Jum’at (19/5) ini dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.

“Aisyiyah telah memulai langkah itu sejak tahun 1919 dengan Frobel Aisyiyah yang kemudian menjadi TK ABA milik Aisyiyah. Jauh sebelum Indonesia merdeka, Aisyiyah telah mempersiapkan generasi unggul yang  siap mengisi kemerdekaan,” tutur Noordjannah.

Noordjannah juga mengakui bahwa jauh sebelum pemerintah mencanangkan upaya mempersiapkan generasi emas di tahun 2024, yaitu bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, Aisyiyah dan Muhammadiyah telah mempersiapkan hal tersebut jauh sebelum 1 abad sebelumnya.

“Rembuk Nasional ini juga menjadi persiapan untuk menyongsong 100 tahun PAUD Aisyiyah,” terang Noordjannah.

Rembuk Nasional tersebut menjadi penting bagi Aisyiyah mengawali abad keduanya. Selain Aisyiyah telah menjadi penyumbang terbanyak dari total Institusi PAUD dan TK di Indonesia, Rembuk Nasional ini akan mengokohkan komitmen Aisyiyah di abad kedua untuk terus mengawal generasi yang khoirul ummah dan mampu berkontribusi untuk bangsa dan negara.

“Mengapa pendidikan anak usia dini? Generasi unggul itu tidak mungkin ada jika tidak dimulai dari mempersiapkan mereka sebaik mungkin dengan pendidikan di usia dini atau yang disebut golden age. Dalam masa ini pembentukan karakter dimulai,” lanjut Noordjannah.

Aisyiyah menyadari bahwa ada berbagai komponen masyarakat yang juga memiliki komitmen yang sama seperti halnya yang dilakukan Aisyiyah selama hampir 1 abad. Oleh karena itu, Rembuk Nasional yang akan berlangung hingga sore nanti ini juga menggandeng sejumlah organisasi perempuan baik yang berbasis keagamaan ataupun tidak. Sebagian besar adalah organisasi yang memiliki kedekatan historis dengan Aisyiyah di masa awal pembentukannya khususnya penyelenggaraan kongres perempuan pertama di Yogyakarta seperti Wanita Katolik Indonesia, Wanita Taman Siswa, KOWANI, dan Persit Kartika Chandra Kirana.

“Ada landasan filosofis dan nilai-nilai agama di dalam setiap pendidikan anak usia dini. Dari sini kami ingin mengkomunikaskan kepada seluruh pihak dan komponen bangsa yang memiliki kepedulian yang sama terhadap pendidikan usia dini,” tukas Noordjannah.

Dalam Rembuk Nasional ini di antaranya akan diulas mengenai pengembangan karakter PAUD berbasis nilai agama, budaya dan nilai universial; pengembangan PAUD yang aman dan berkeaidlan; realitas dan pengalaman PAUD di daerah marginal; dan pengembangan model pembelajaran PAUD yang berkarakter.

Dihadiri oleh seluruh Pimpinan Wilayah Aisyiyah dari sabang sampai Merauke, dalam Rembuk Nasional ini, Mendikbud bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Lazismu juga menyerahkan beasiswa kepada guru PAUD Aisyiyah untuk Papua dan Maluku. Pemberian beasiswa tersebut diharapkan dapat mendongkrak kualitas pengajaran anak usia dini di wilayah Indonesia Timur (Th).

 

 

Exit mobile version