RUSIA, Suara Muhammadiyah-Dalam Sidang Kelompok Visi Strategis Russia-Dunia Islam di Grozny City, Federasi Russia Rabu (17/5) Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan bahwa Aliansi Strategis Rusia-Dunia Islam dapat menjadi model kemitraan dan kerjasama yang positif.
“Untuk membangun peradaban dunia baru yang berkemajuan, berkeadilan dan berkeadaban,” terang Din dalam forum yang dihadiri oleh oleh Presiden Republik Tatarstan, Rustam Minikhanov sebagai Ketua Kelompok, Presiden Checnya, Ramadan Kadirov sebagai Tuan Rumah, sejumlah tokoh Federasi Russia, dan tokoh dari berbagai negara Muslim.
Din mengakui bahwa pasca Perang Dingin dunia dalam kondisi ketidakpastian. Kedua tesis The End of History Fukuyama dan tesis The Clash of Civilization Huntington memang terjadi. Namun, hal tersebut menurut Din juga mendorong konvergensi.
“Sayangnya konvergensi itu tidak berwajah positif terhadap Dunia Islam sebagai pilar penting peradaban dunia yang terjadi justeru “permusuhan” terhadap Islam baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti adanya Proxy War antara sesama negara Islam,” tukas Din yang telah menjadi anggota Kelompok ini sejak 2007.
Globalisasi, lanjut Din, yang semula dimaksudkan untuk adanya keadaan monolitik dalam bidang politik dan ekonomi yang bersifat liberalistik, justru membangkitkan negara-negara lain, yang ditandai oleh kebangkitan Asia Timur.
“Sebagai akibatnya, negara-negara Barat merasa terkalahkan sehingga membangkitkan ultra-nasionalisme seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat,” imbuh Din.
Namun, Din menyayangkan bahwa Dunia Barat masih melihat Islam sebagai ancaman daripada mitra strategis untuk kemajuan bersama. Aliansi strategis Russia-Dunia Islam lah yang dinilai Din sebagai alternatif positif.
“Walaupun tidak ada makan siang gratis, namun Rusia dapat mengedepankan pendekatan kemitraan ramah Islam atau Islam friendly partnership, yang tentu saling menguntungkan,” terang Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini.
Menurut Din, Rusia memerlukan Dunia Islam terutama untuk dukungan politik dan kerjasama ekonomi. Sebaliknya, Dunia Islam pun dapat memanfaatkan kekuatan Russia yang masih menyisakan keunggulan IPTEK dan juga ekonomi.
“Maka, jika aliansi strategis Russia-Dunia Islam dapat mengubah visi strategis ke dalam aksi-aksi strategis, tidak mustahil akan ikut mendukung terwujudnya tatanan dunia baru yang damai, adil dan sejahtera,” pungkasnya (mds).