YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Sebanyak 170 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) lintas agama se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti pelatihan jurnalisme kebhinekaan di Ballroom Tugu Edu Hostel, Yogyakarta. Pelajar dari SMA negeri dan swasta itu berkumpul dalam gelaran Aksi Kebhinnekaan Pelajar Jogja bersama Maarif Institute dan Cameo Project, Jumat, 19 Mei 2017.
Acara yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Youtube Creators for Change itu berlangsung selama dua hari. “Landasan kegiatan ini berawal dari keprihatinan kondisi bangsa yang terkoyak. Mulai dari komunitas terkecil di tingkat keluarga sampai mungkin ke area lebih luas. Ternyata kita memiliki ikatan kebangsaan yang rapuh,” ujar Direktur Maarif Institue, Muhammad Abdullah Darraz.
Menurutnya, fenomena yang terhampar di media sosial, menunjukkan suatu kondisi memprihatinkan. “Kita perlu mendalami kembali makna kebhinekaan,” tutur Darraz. Oleh karena itu, demi masa depan bangsa, para pelajar harus menjadi yang terdepan dalam melakukan kampanye positif. Jika ada yang mencoba mengoyak tenun kebangsaan, para pelajar harus berada di depan untuk melawannya. “Pemahanan tentang bangsa yang bhineka harus betul-betul diresapi,” paparnya.
Pelatihan ini, kata Darraz, bertujuan untuk menambah wawasan dan memperkuat karakter generasi muda dalam menyikapi meluasnya ujaran kebencian, radikalisme, xenophobia, dan perpecahan yang marak di media sosial. Selain juga untuk menyebarkan kesadaran bertoleransi dan berempati dengan melakukan kampanye positif kepada masyarakat luas.
Darraz berharap acara ini akan melahirkan pelajar yang mampu berpikir kritis dan kreatif. Terutama di tengah serbuan berita hoax dan fitnah yang gampang memecah belah dan mengusik kebhinekaan. “Kita hidup dalam era tsunami informasi,” tuturnya. Pelatihan ini akan melibatkan 1.200 pelajar di lima kota. Yaitu Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya.
Sementara itu, Staf Khusus Mendikbud bidang Kerjasama Antar Lembaga, Fajar Riza Ul Haq mengatakan, Kemendikbud RI menyambut positif kegiatan ini. Pihaknya ingin memberdayakan generasi muda melalui konten positif dan berujung kepada dampak sosial yang luar biasa hebatnya. “Kita percaya dengan teknologi internet yang punya dampak besar dalam menyuarakan suatu hal,” katanya. (Ribas/Foto:Ulin)