SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Ketua Umum PP Muhammadiah Haedar Nashir meresmikan gedung baru berlantai 7 milik RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang terletak di Jalan Yosodipuro, Surakarta, Sabtu (20/5). Diresmikan secara simbolik dengan penandatanganan prasasti, Haedar berpesan bahwa segala bentuk pelayanan masyarakat yang dimiliki oleh Muhammadiyah dari pendidikan, kesehatan dan sosial merupakan wujud dari kecintaan Muhammadiyah kepada bangsa dan negara dengan spirit dakwah amar makruf nahi munkar.
“Muhammadiyah tidak pernah banyak icara soal kebhinnekaan, tapi kita praktekkan. InsyaAllah Muhammadiyah dengan rumah sakit, berbagai pelayanan kesehatan, sosial hingga pendidikan tidak lebih tidak kurang sebagai wujud kecintaan kepada bangsa dan negara tetapi dengan spirit dakwah amal makruf nahi munkar,” tegasnya pasca menandatangani prasasti yang didampingi oleh Direktur PKU Muhammadiyah Surakarta dr Mardiatmo, SpRad, serta Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir.
Bahkan di wilayah-wilayah di wilayah-wilayah minoritas muslim, Muhammadiyah tanpa kepentingan apapun mendirikan berbagai pusat pelayanan tersebut dan mampu merangkul segala komponen masyarakat tanpa pandang bulu. “Ketika Muhammadiyah memandang bahwa hal tersebut merupakan upaya demi mencerdaskan bangsa, kita berbuat yang terbaik bagi bangsa,” lanjutnya.
Semangat Al-Maun yang melandasi berdirinya PKU pada awal periode pembentukan Muhammadiyah, harus senantiasa hidup dalam denyut kehidupan warga Muhammadiyah termasuk dalam pelayanan masyarakat. Menurut Haedar setidaknya ada 3 filosofi di balik spirit Al-Maun yang bisa dijadikan ibrah, yaitu pesan tentang keberagamaan yang hanif, tauhid sosial yang membuktikan bahwa Islam adalah agama yang adil dan menjunjung tinggi keadilan, dan semangat altruisme.
“Bahwa sebesar apapun atau sekecil apapun anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita, baru akan bermakna jika kita bisa berbagi anugerah tersebut kepada sesama yang sedang membutuhkan,” tukasnya.
Saat berkeliling, Haedar memuji pelayanan RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang semakin berkembang dengan keberadaan Gedung B yang dibangun di atas tanah seluas 1500 m2 dengan luas bangunan 6266 m2. Fasilitas yang tersedia di setiap unit pelayanan di gedung tersebut dirancang dan diperbarui untuk menunjang pemulihan pasien secara optimal.
“Rumah sakit itu sejatinya rumah sehat, jadi orang harus dibuat senyaman mungkin untuk pemulihan. Muhammadiyah bangkit dari nol, dibiayai secara mandiri. Di daerah-daerah kecil dan terpencil Muhammadiyah mendirikan klinik dan rumah sakit dengan diinisiasi atau merger dengan RS Muhammadiyah atau PTM besar,” tegas Haedar.
Dibangun sejak 1 September 2015, Gedung B terdiri atas pelayanan Instalasi Farmasi, Kemoterapi sebanyak 14 bed, Hemodialisa dengan kapasitas 56 pasien per-shift dan rawat inap sebanyak 39 rawat inap VIP dan VVIP. Ruang rawat inap yang ada di RS PKU Muhammadiyah Surakarta sendiri secara total yaitu 322 bed dari Suite room hingga kelas 3 dan intensive care.
Saat ini, menurut Direktur PKU Muhammadiyah Surakarta dr Mardiatmo, SpRad, 70 persen pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Surakarta adalah pengguna BPJS. Di samping itu, jumlah ruang rawat inap kelas I hingga III di RS PKU Muhammadiyah Surakarta di bandingkan rawat inap lainnya pun telah mendekati angka 70 persen yaitu sekitar 68 persen dari total ruang.
“Oleh karena itu, RS PKU Muhammadiyah Surakarta adalah yang paling banyak yang bisa menerima pengguna BPJS tanpa harus naik kelas. Akses BPJS di sini mudah dan lancar tidak perlu mengantri dan gampang,” pungkasnya (Th).