BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah– Banyak orang beranggapan jalan menuju surga itu sulit dan tidak mengenakkan, sehingga membuat mereka menjauhinya. Apalagi jika hal itu menyangkut pengorbanan harta. Namun anggapan ini agaknya tidak berlaku bagi warga Muhammadiyah Banjarnegara. Saat ghirah bermuhammadiyah tersentuh, urusan besar pun menjadi mudah dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini terlihat pada penggalangan sertifikat tanah untuk kepentingan pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Banjarnegara.
“Subhanallah, hanya dalam masa 1 minggu penggalangan sertifikat dilaksanakan, 34 sertifikat masuk dengan total luas 39.625 m2,” kata Sekretaris Muhammadiyah Ahmad Solikhun, kemarin di sela-sela hari bermuhammadiyah di Danaraja, Purwanegara.
Semua sertifikat ini akan digunakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) sebagai agunan untuk meminjam uang dari Bank Syariah. Uang tersebut dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan RS PKU Muhammadiyah. Direncanakan dalam masa satu tahun pembangunan selesai dan PKU sudah operasional. Setelah tahap ini, kata Solikhun, semua sertifikat warga dikembalikan lagi pada pemiliknya.
“Pembangunan RS PKU sampai operasional direncanakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 21,589 M. Ditargetkan tahun 2018 RS PKU sudah operasional,” katanya.
Dia menambahkan, pembangunan RS PKU Muhammadiyah ini merupakan impian lama yang sudah mengendan selama 15 tahun. Impian ini belum juga terwujud karena terkendala biaya. Jalan mulai terang diawali pertemuan dengan Ketua PWM Tafsir yang kebetulan juga Ketua DAN Bank Jateng Syariah. Untuk mengatasi kendala dana pembangunan, ia mengusulkan pembiayaan pembangunan RS PKU untuk meniru pola yang dilakukan oleh PDM Batang. Yaitu menggunakan asset RS sebagai agunan untuk meminjam uang di Bank Syariah.
“Setelah dikalkulasi, asset PKU yang ada nilainya hanya Rp 1,6 M. Masih jauh dari total biaya yang mencapai Rp 21,589 M. Sehingga untuk sementara ini warga suka rela meminjamkan sertifikatnya sebagai modal untuk memperoleh dana pembangunan di Bank Jateng Syariah,” katanya.
Ketua PDM, Sobri, menambahkan pembangunan RS PKU Muhammadiyah Banjarnegara menjadi tanggung jawab dan berdirnya RS PKU Muhammadiyah ini akan menjadi kebanggaan semua warga Muhammadiyah di Banjarnegara. Danara yang berada di wilayah Kecamatan Purwanegara dipilih karena merupakan Purwanegara merupakan satu wilayah dengan penduduk tertinggi di Banjarnegara yaitu 68.053 jiwa.
Menurut penjelasan BPS, kata Sobri, wilayah ini memiliki tipikal tingkat pendapatan rendah tetapi memiliki potensi dan sumber daya yang masih bisa dikembangkan. Selain itu, aspek legal formal Surat ijin prinsip pendirian PKU Muhammadiyah dari Pemkba juga sudah ada dengan nomor 503.1/457/KP2T/2016 tanggal 12 Desember 2016.
“Rumah Sakit adalah bagian dari sarana dakwah persyarikatan. Ke depannya, PKU Muhammadiyah diproyeksikan menjadi induk dari pengembangan AUM Kesehatan di Banjarnegara,” katanya.
Ketua Panitia Pembangunan RS, dr. Wahyu Priyanto, S. PB, menambahkan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit menjadi produk yang potensial untuk dikembangkan karena memiliki sustainable demand dan tidak akan lekang oleh waktu. Banjarnegara dengan laju pertumbuhan penduduk 0,32 % setiap tahunya sekarang ini memiliki 3 Rumah Sakit dengan kapasitas 465 tempat tidur. Idealnya rasionya adalah 1 bed: 1.939 jiwa. Jadi captive market-nya masih besar.
“Untuk mencapai rasio ideal, Banjarnegara masih membutuhkan penambahan 436 tempat tidur,” terangnya.
Rencananya RS PKU Muhammadiyah akan dibangun di atas tanah seluas 4000 m2 dengan klasifikasi RS tipe D. Jumlah tempat tidur yang akan dibangun 50 bed. Total biaya pembangunan Rp 21,589 M dan direncanakan tahun 2018 sudah operasional.
“Langsung operasional karena tenaga dokter dan paramedic sudah siap. Dokter Umum, Dokter spesialis Dalam, Dokter Anak, Dokter Kandungan, Dokter Gigi, Neurologi Umum, dan Dokter Bedah. Paramedik dan tenaga pendukung juga telah siap dari perawat, bidan, tenaga farmasi, apoteker, dan administrasi,” tandasnya. (eko br/Ketua MPI PDM Banjarnegara)