MAGELANG, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir hadir dan sekaligus meresmikan gedung baru SD Muhammadiyah Inovatif Pujotomo, Magelang. Sekolah yang berada di atas lahan seluas 1560 m2 itu merupakan salah satu binaan dari Universitas Muhammadiyah Magelang.
Dalam sambutannya, Haedar mengingatkan agar sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi tempat persemaian akhlak serta karakter generasi muda bangsa. “Harus menjadi ajang penyemaian akhlak dan karakter. Salah satu bagian dari pendidikan karakter adalah akhlak jujur, amanah, tabligh, dan fatanah,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Haedar, melalui lembaga pendidikannya di seluruh Indonesia memiliki tujuan untuk mendidik anak bangsa agar cerdas dan berpikiran maju. “Pada saat yang sama Muhammadiyah mendidik orang untuk cerdas, berwawasan maju, berpengetahuan, berawasan sosial yang luas dan punya peran sosial. Ada lembaga pendidikan yang hanya mengajarkan akhlak saja, tapi tidak mengajarkan kemajuan. Sehingga anti kemajuan. Anak harus diajari untuk berpikir kritis, cerdas, dan berkemajuan,” ulas Haedar.
Apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah, kata Haedar, sesuai dengan tuntutan zaman. “Bangsa ini bukan hanya membutuhkan hanya membutuhkan orang-orang baik, tetapi juga orang-orang yang unggul,” katanya. Sekedar mendidik orang menjadi baik, menurutnya, akan melahirkan orang-orang yang lugu dan mudah dipermainkan oleh bangsa lainnya.
Haedar mengingatkan para pendidik di sekolah Muhammadiyah untuk mengedepankan ajaran yang mendorong peserta didik menjadi unggul, sebagaimana pesan Qur’an. “Generasi muda kita, ajari Islam yang rahmatan lil alamin, tetapi ajari juga mereka Islam yang berkemajuan. Agar bangsa ini menjadi khairu ummah, ummat terbaik,” kata Haedar.
“Bangsa Indonesia saat ini jika dilihat dari daya saing, berada di peringkat bawah, jauh dari negara Malaysia, Thailand, dan Singapura,” jelas Haedar. Muhammadiyah sadar untuk mendidik generasi yang berkemajuan guna mampu memberi konstribusi positif untuk bangsa. “Inilah sumbangan Muhammadiyah untuk bangsa dan negara,” katanya.
Melalui pendidikan yang diinisiasi oleh Kiai Dahlan, Indonesia mendulang banyak tokoh muslim terpelajar yang kemudian berkonstribusi memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa. Haedar menyebut beberapa tokoh itu adalah Jenderal Sudirman, Ir Juanda, Ki Bagus Hadikusumo.
“Pendidikan itu merupakan ikhtiar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa itu sudah dirintis oleh Kiai Dahlan sejak 1 Desember 1911 dengan mendirikan sekolah modern di kampung Kauman,” katanya.
Muhammadiyah, kata Haedar, memiliki prinsip dan integritas yang tidak mudah ditawar. Sehingga Muhammadiyah tidak akan ikut-ikutan, termasuk tidak akan memuji-muji sesuatu yang tidak tepat. Malah Muhammadiyah sering memberi masukan. “Kalau mengkritik, itu tidak pernah terbuka,” katanya mengingatkan supaya mengedepankan akhlak dalam memberi nasehat kepada elit maupun kepada semua.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengajak semua warga Muhammadiyah untuk menyambut Ramadhan dengan amal ihsan. “Mudah-mudahan puasa kita makin memperkaya ihsan kita dengan siapa pun, baik yang muslim maupun dengan umat yang beragama lain,” tuturnya. “Inilah semangat Islam kita, semangat ketakwaan,” kata Haedar Nashir. (Ribas/Foto:Adam)