Semarak Milad ke-29 Ponpes Modern Muhammadiyah Kwala Madu

Semarak Milad ke-29 Ponpes Modern Muhammadiyah Kwala Madu

Jpeg

BINJAI, Suara Muhammadiyah- Pondok pesantren Modern muhammadiyah  Kwala Madu Binjai menggelar acara milad XXIX sekaligus pelepasan alumni ke-24 santri-santriwati. Ali Sahbana Batubara yang mengucapkan terimakasih atas bantuan segala pihak sehingga acara dapat berlangsung dengan baik. Milad ke-29 Ponpes Modern Muhammadiyah Kwala Madu dengan tema Generasi Qur’ani Inspiratif, Kreatif dan Berakhlak Mulia Membangun Bangsa tersebut ditandai dengan pelepasan alumni ke 24 sebanyak 73 orang, terdiri dari 31 santri dan 42 santriwati.

Satriwati alumni terjauh atas nama Innike Herawati berasal dari Pariaman Sumatera Barat. Alumni SMP N 2 IV Koto, Aur Malintang, Pariaman dan putri pasangan Indrawardi dan Rita wati ini tetap semangat meskipun menuntut ilmu jauh dari orang tuanya. Sementara itu, santriah Husnul Khatimah mewakili alumni mengucapkan terimakasih kepada para ustadz dan ustadzah yang telah bersusah payah berbagi ilmu.

Mereka mendapatkan cendera mata spesial dari dari pimpinan umum ponpes Zulkarnaen Tala. Acara diselingi dengan berbagai penampilan dan atraksi, seperti ceramah dalam 3 bahasa, Arab, Inggris dan Indonesia.

Zulkarnaen Tala dalam sambutannya antara lain mengucapkan terimakasih atas kehadiran ketua umum PW Muhammadiyah Sumatera Utara. Dengan kehadiran Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara diharapkan dapat melihat langsung amal usaha Muhammadiyah tersebut serta memberikan masukan-masukan untuk kemajuan pesantren kedepannya.

“Kepada santri yang sudah menyelesaikan pendidikannya supaya terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” harapnya.

Sementara itu, Demak Siregar yang juga bendahara PCM Pangkalan brandan dan orang tua santriwati Husnul Khatimah dalam sambutannya mewakili orang tua santri berharap pesantren muhammadiyah Kwala Madu semakin eksis dan terus maju.

Ketua PDM Binjai, Yundiser mengingatkan bahwa sebagai salah satu dari 3 pesantren di lingkungan Muhammadiyah Sumatera Utara yang maju dan terus berkembang, para pengelola jangan lekas berpuas diri. Paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan, sarana dan prasarana serta proses pembelajaran.

“Biarlah sarana prasarana itu jadi perhatian pimpinan pesantren, yang tidak kalah pentingnya adalah proses. Bagaimana para alumni bisa mandiri. Mandiri di segala bidang kehidupan. Tidak semua dapat menjadi pegawai apalagi pegawai negeri sipil. Karena itulah diperlukan proses spesifik. Jadi ketika mereka kembali ke kampungnya, ke masyarakat, mereka mampu berdikari. Sebagai corong Muhammadiyah di daerahnya masing masing mereka mampu tampil beda,” ujarnya.

Sebagai pimpinan perguruan tinggi STAIS Al Islahiyah Binjai, ia mengatakan bahwa dirinya siap memberikan fasilitas kuliah gratis sampai tamat di semua fakultas dan jurusan yang ada bagi alumni minimal mampu menghafal 10 juz al Quran.

“Karena sudah kewajiban perguruan tinggi yang dipimpinnya untuk turut mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya.

Hasyimsah Nasution turut menyambut baik niat Ketua PDM Binjai tersebut. Ia menyampaikan bahwa keunggulan alumni alumni sekolah Muhammadiyah telah diakui banyak orang. Khususnya dalam bidang karakter dan akhlak. ”Pengakuan Budiono, wakil presiden era Susilo Bambang Yudhoyono terkesan ketika menjadi salah seorang murid SD Muhammadiyah di kampungnya,” pungkasnya (Fuad Binjai).

Exit mobile version