BANYUMAS, Suara Muhammadiyah-Lazismu Keniten telah resmi dikukuhkan sebagai kantor layanan Lazismu Daerah Banyumas malam tadi, Senin (22/05). Pengukuhan dilakukan oleh direktur badan pelaksana Lazismu Banyumas, Sabar Waluyo dengan pemberian sertifikat pengukuhan kantor layanan ranting dan cabang Lazismu Banyumas. Lazismu Keniten diketuai oleh Ratmono.
“Dengan berdirinya kantor layanan Lazismu Keniten, dipersilahkan masyarakat untuk membayar zakat, infaq dan shadaqah melalui Lazismu Keniten,” kata Sabar Waluyo pada saat pengukuhan.
Usai pengukuhan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Keniten melanjutkan dengan launching Masjid “Al-Falah 2” yang beralamat di Desa Keniten RT 03 RW 03, yang sekaligus menjadi alamat kantor layanan Lazismu Keniten. Launching tersebut dilakukan oleh K.H. Achmad Kifni yang sekaligus menjadi pengisi dalam kegiatan pengajian akbar Keniten.
Lazismu Banyumas, dalam kesempatan ini juga mentasarufkan perlengkapan sholat untuk masjid Al-Falah 2 berupa puluhan sarung, mukena dan al-Quran.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Keniten menyampaikan bahwa Masjid Al-Falah harus dimakmurkan dan dipersiapkan untuk semua umat muslim yang mau beribadah di dalamnya. “Generasi muda harus dibekali dengan ilmu agama agar bisa menjadi generasi masjid,” imbuhnya.
Pengajian Akbar digelar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan juga untuk memeriahkan acara peresmian Lazismu Keniten dan Masjid Al-Falah 2. Pengajian Akbar ini diisi oleh K.H. Achmad Kifni. Acham Kifni menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan persiapan umat muslim menghadapi bulan Ramadhan.
Sedikitnya, empat hal yang harus disiapkan dalam menghadapi bulan Raadhan Pertama, persiapan rohani, yang meliputi pebersihan dari kesyirikan, banyak beramal shalih dan saling bermaafan.
Kedua, K.H Achmad Kifni menyampaikan bahwa persiapan jasmani juga perlu dilakukan, diantaranya meliputi persiapan kesehatan fisik dalam berpuasa. Ketiga, persiapan fikriyah / pikiran dan yang keempat adalah persiapan maaliyah atau harta.
Selain itu, Achmad Kifni juga menyisipkan materi tentang kebhinekaan Indonesia, yaitu agar senatiasa menghargai terhadap perbedaan.
“Berbeda yes! bertengkar no!” kata semangat Achmad Kifni berulang-ulang kepada jamaah.
Kegiatan berjalan dengan lancar dan diikuti oleh masyarakat besar. Semua tempat duduk kegiatan terpenuhi oleh jamaah, baik dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu sampai anak-anak dan remaja. [jik]