WONOSOBO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah ( PDNA ) Kab. Wonosobo akan terus mengkampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dalam aksi yang di gelar di pusat kota pada hari ahad (21/05 2017 di hadiri jajaran PDNA, IPM dan dikawal personil dari KOKAM Wonosobo.
Aksi dimulai pada 08.00 sampai 10.00 WIB, dengan long march dari kantor PDNA Jln KH Ahmad Dahlan Wonosobo menuju Taman Plaza yang sempat menyedot perhatian pengguna jalan. Dari pantauan Suara Muhammadiyah (SM) ada kurang lebih 70 personil yang mengikuti aksi dami tersebut.
Organisasi otonom PDM Wonosobo tersebut selalu siap bekerjasama dengan instansi atau ormas yang lain termasuk juga dengan pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan.
Dalam orasinya Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah ( PDNA ) Wonosobo, Erliani Dwi Pahlevi menekankan bahwa kampanye stop kekerasan pada anak dan perempuan merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya kaum perempuan saja yang menyuarakan, sebab timbulnya kejadian terkadang karena ketidak pedulian lingkungan saat melihat kejadian.
“Selain itu, pendidikan keluarga merupakan ujung tombak untuk menghentikan segala bentuk intimidasi dan kekerasan yang timbul dalam keluarga, karena kekerasan pada anak tidak hanya dilakukanoleh orang luar akan tetapi paling banyak dilakukan oleh orang dekat,” tandasnya.
Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan dibawah naungan Muhammadiyah memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pendampingan perempuan dan anak serta tanggap dalam melakukan advokasi kepada korban kekerasan.
“Kami di Wonosobo selalu aktif memberikan pendampingan dan penyuluhan terhadap remaja yang beranjak dewasa khususnya perempuan terkait mempersiapkan mental mereka menghadapi masa remaja, sehingga mereka memahami betul perannya sebagai remaja islami yang matang mental spiritualnya,” Rina Estiningtyas salah satu peserta aksi menuturkan kepada Suara Muhammadiyah (SM).
Data komnas perempuan menyebutkan bahwa sejak 2010 kekerasan terhadap anak dan perempuan terus naik dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2015 jumlah kasus naik meningkat sebesar 9% dari tahun 2014. Itupun angka kasus yang masuk atau dilaporkan , sedangkan yang tidak terdeteksi jumlahnya tidak bisa terhitung.
Untuk kekersan khusus pada anak juga mengalami peningkatan. Data kemensos mencatat lima provinsi yang tertinggi kasus kekerasan seksusal terhadap anak dengan urutan pertama adalah Jawa Timur.
Oleh karenanya PDNA melalui instruksi Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah akan terus berkomitmen mengkampanyekan hal ini sebagai wujud kepedulian anak bangsa terhadap perempuan dan anak. (Hans –MPI Wonosobo)