BOYOLALI, Suara Muhammadiyah-Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPK PDM) Boyolali bersama Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Boyolali dan menggelar Perkaderan Baitul Arqam dengan tema “Membentuk Karakter Kader Muhammadiyah yang berkemajuan”, pada 28-29 Mei 2017, yang bertempat di Wisma Armina Donohudan Ngemplak Boyolali.
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan. Dimulai oleh ketua panitia Joko Triyanto, Skom MpdI yang menyampaiakan bahwa kegiatan ini adalah sejarah yang fenomenal dan tak terlupakan bagaikan cinta pertama yang selalu di kenang. Sambutan kedua di sampaikan oleh ketua MPK PDM Boyolali Pujiono, SSiMM. Yang menyampaiakan ”ucapan banyak terima kasih kepada hadirin. “Anda semua adalah kader tulang punggung masa depan Muhammadiya,” katanya.
Sambutan yang terakhir disampaiakn oleh Ketua Umum PDM Boyolali Drs Jindar Wahyudi, MAg yang menyampaikan pesan, setiap pemuda ialah kader umat dan bangsa, maka harus siap sedia membela agama, bangsa dan negara.
Pemateri dalam kegiatan tersebut adalah A Dahlan Rais (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Tafsir (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah), Sofyan Anif (Rektor UMS), Ali Muhson (Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah), Jindar Wahyudi (Ketua Umum PD Muhammadiyah Boyolali), Muslih (Ketua PDM Boyolali, Pembina MPK PD Muhammadiyah Boyolali) dan Jumari (Ketua PDM Magelang).
Dahlan Rais menyampaikan materi tentang pentingnya perkaderan keluarga dalam Muhammadiyah. Sofyan Anif mengatakan bahwa Amal Usaha Muhammadiyah berkembang begitu pesat, maka membutuhkan kader-kader potensial seperti peserta baitul aarqam di Boyolali ini untuk mengelolanya.
Tafsir sebagai yang juga salah satu narasumber dalam acara tersebut menuturkan, perlunya kreatifitas dalam berdakwah, mengusung tema berkemajuan harus bisa menggunakan segala cara berdakwah, dan bisa menjangkau semua orang. “Dakwah perlu kreatifitas, jangan monoton hanya ceramah, dakwah juga harus bisa menjangkau semua orang,” terangnya.
Tafsir mengambil perumpamaan bunga teratai yang selalu mekar dengan indah walau berada di tempat yang kotor, seperti itulah kader Muhammadiyah seharusnya, dimana pun tempatnya selalu bisa berdakwah memberi manfaat untuk lingkungan sekitar. Dakwah melalui pemberdayaan tidak terlepas dari pembahasan, bahwa pemberdayaan itu penting, terutama di kantong-kantong kemiskinan yang rawan kristenisasi.
Pemberdayaan bisa dilakukan dibidang ekonomi maupun bidang lainnya. “Dakwah tak melulu dengan ayat-ayat, tapi bisa dengan bantuan modal usaha” tutur Tafsir. Dakwah, lanjutnya, harus berani masuk ke ‘lorong gelap’,ke kelompok marjinal, “Dakwah harus siap masuk ke lorong gelap, jangan hanya berdakwah di masjid, namun harus mau mendatangi orang-orang marjinal” tambahnya.
Kegiatan ini berjalan sukses, menggembirakan dan di hadiri oleh MPK PCM Se-Kabupaten Boyolali, Ortom Daerah yaitu PD PM, PD NA, PC IMM, PD IPM, Kwarda HW, Pimda TSPM dan tamu undangan (Joko Triyanto).