KLATEN, Suara Muhammadiyah- Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah AR Fachrudin Kradenan, Trucuk Klaten, Ahad (21/5) Pimpinan Daerah Hizbul Wathan (PD HW) Kabupaten Klaten melantik Pimpinan Cabang Hizbul Wathan Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.
Pelantikan dilakukan oleh Ketua PD HW Kabupaten Klaten, Sihono dengan disaksikan oleh Ketua PCM Trucuk HM Haroni, PCA, PCNA, PCPM, PC IPM, Muspika, PP Muhammadiyah Majelis Tabligh Fathurrahman Kamal, serta sejumlah tamu undangan yang hadir.
Adapun prosesi pelantikan meliputi pembacaan SK Penetapan PC HW oleh Ketua PD HW Kabupaten Klaten, dilanjutkan pengambilan sumpah dan terakhir pelantikan. Usai dilantik Pimpinan Cabang Hizbul Wathan mendapat ucapan selamat dari yang hadir.
Ketua PD Hizbul Wathan Kabupaten Klaten, Sihono dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya PC HW di tiap-tiap Kecamatan akan dapat membangunkan kepanduan milik Muhammadiyah yang selama ini tidak terdengar gaung dan kiprahnya.
“Semoga akan menambah ghirah perjuangan HW di kancah menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dalam rangka menjaga kalimat tauhid dan menjaga persatuan dan kesatuan umat demi utuh dan tegaknya NKRI,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal dalam tausiyahnya mengatakan bahwa Hizbul Wathan yang berarti pembela tanah air merupakan gerakan kepanduan milik Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918 setelah terinspirasi kepanduan keraton Surakarta yakni Vanvinder.
“Perlu diketahui, bahwa pendirian HW saat itu kondisi negara masih dijajah Belanda. Hizbul Wathan memiliki andil yang besar terhadap bangsa dan negara,” tuturnya.
Bukti nyata dalam sejarah, lanjutnya, bahwa tokoh Hizbul Wathan dari eks Karesidenan Banyumas yakni Sudirman ikut bergerilya memerangi kaum penjajah untuk mencapai Indonesia merdeka. Bahkan dengan 1 buah paru-parunya dengan ditandu, Sudirman memimpin gerilya. Oleh karena itu, karena perjuangannya Sudirman akhirnya diangkat menjadi bapak TNI dengan pangkat Jendral.
“Jadi apabila saat ini ada orang mempermasalahkan Muhammadiyah sebagai ormas Islam yang radikal, membina teroris, mereka tidak membaca sejarah. Andil Muhammadiyah sebelum merdeka telah tampak. Mereka hanya bisa mengenyam kemerdekaan tanpa menumpahkan darah setetespun. Bersama ulama dan persatuan umat Islam akhirnya Inonesia mencapai kemerdekaan,” tegasnya.
Fathurrahman menambahkan, keikutsertaan dalam kepanduan HW dengan mencurahkan tenaga, fikiran, dan harta benda untuk Islam melalui Muhammadiyah akan mendapatkan balasan ketika di akhirat.
“Semoga kalian mendapat kebahagiaan di akherat besuk dan dapat mewarisi surga yang penuh kenikmatan,” pungkasnya (Paimin JS).