KLATEN, Suara Muhammadiyah- Memasuki awal bulan Ramadhan 1438 H, Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten menggelar kajian ramadhan perdana pada Sabtu (27/5) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Klaten. Kegiatan yang dimaksudkan untuk menambah semangat umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa tersebut menghadirkan pembicara Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Mu’inudinillah.
Ketua Majelis Tabligh PDM Klaten, Jazuli Fadliel dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada sekitar 400 warga Muhammadiyah baik dari ranting atau cabang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan kajian ramadhan sebanyak 4 kali yang akan digelar setiap Sabtu malam usai sholat tarawih.
“Harapan saya, apabila saudara-saudara tidak ada kepentingan yang lebih penting mohon untuk bisa menghadiri dalam rangka mencari ridla Allah. Jika perlu mengajak rekan yang lain. Saya ucapkan jazakumullah khairan katsiran kepada warga yang hadir,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DSKS Mu’inudinillah dalam makalahnya berjudul Al Wala’ wal Bara’ menjelaskan tentang kedudukan Al Wala’ wal Bara’ yang dibagi menjadi 7 di antaranya yaitu pembeda iman dan kekufuran, ikatan iman yang kuat, pintu menikmati kelezatan iman, syarat syahnya syahadatain, penyempurna iman, spirit dan slogan-slogan yang diulang-ulang setiap kalimat tauhid diucapkan, serta mendapatkan naungan dari Allah. Sedangkan untuk kedudukan Al Wala’, ia menjelaskan, memiliki makna yaitu kedekatan, kesetiaan, loyalitas, pembelaan, ketaatan dan kecintaan.
Menyinggung masalah kelezatan iman, pihaknya menjelaskan terdapatnya 3 hal yang perlu diketahui. Pertama, mencintai Allah dan Rasulnya lebih tinggi dari mencintai yang lain. “Kita utamakan Allah dan Rasul dari pada mencintai golongan, mencintai partai, dan lain-lain,” jelasnya.
Kedua, lanjutnya, membenci dan cinta karena Allah. Artinya, ikut membenci apa yang dibenci oleh Allah dan harus mencintai apa yang juga dicintai Allah. Dan yang ketiga adalah benci kekafiran. Menurutnya, kekafiran akan menjadikan hati tertutup kebenaran.
“Yang paling ngeri yakni orang-orang kafir akan dicampakkan di dalam kehinaan yakni dimasukkan ke neraka Jahannam untuk selama-lamanya,” pungkasnya (Paimin JS).