BLITAR, Suara Muhammadiyah- Beberapa santri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta disebar di Blitar dalam kegiatan Mubaligh Hijrah (MH). Kegiatan yang berlangsung selama 20 hari sejak (26/5) hingga (16/6) ini diikuti oleh para santri yang baru menduduki Kelas 2 Tsanawiyah. Mengusung tema “Dengan Semangat Tinggi Dalam Berdakwah, Bersama Kita Melangkah, Wujudkan Kader Kritis Islamiyyah”, para santri dituntut untuk bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan masjid secara mandiri, serta belajar berdakwah dan mengabdi kepada masyarakat.
“Intinya, kaliah harus bisa menerapkan 7 pesan Pak Muchlas Abror saat upacara kemarin Selasa,” tutur Ketua Panitia MH Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Zaidan.
Di Blitar, para santri dibagi dalam 6 daerah yang meliputi Bendowulung, Cangkring, Kebon Duren, Ngleggok, Suruh Wadang, Sumberingin. Dari keenam daerah tersebut, terpilihlah Bendowulung sebagai pusat kegiatan, tepatnya di Kediaman Pak Tofani dan Masjid Ar Rahman.
Tuan Rumah MH sekaligus Koordinator MH di PCM Sanankulon, Tofani menegaskan agar para santri di daerah tersebut bemar-benar melakukan kegiatan dakwah. “Di sini ingat, kalian berdakwah. Bukan rihlah apalagi rekreasi,” ujarnya.
Selain mengisi kegiatan-kegiatan masjid, para santri juga mengadakan beberapa event. Salah satu event utamanya adalah Tabligh Akbar dengan mengundang seluruh umat Islam di Kabupaten Blitar. Tabligh Akbar diisi oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto.
Tak hanya itu, para santri juga mengadakan dakwah street, turba (turun ke bawah), lomba-lomba, serta talkshow karya pelajar yang diisi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur dan Ketua Pimpinan Daerah IPM Surabaya. Semua kegiatan tersebut dikemas dalam satu event besar yakni Ramadhan Event and Festival (RAMEST).
Pembimbing MH Blitar sekaligus Ketua Umum PW IPM Jawa Timur, Syahrul Ramadhan menambahkan, diharapkan dengan kegiatan ini para santri dapat belajar berdakwah dan mengabdi kepada masyarakat.
“Di sini kalian jangan cuma berdakwah. Tapi juga sosialisasi dengan masyarakat, silaturahmi dengan masyarakat. Kalian yang belajar ke masyarakat, bukan masyarakat yang belajar ke kalian,” pungkasnya (Zhed).