40 Anggota AMM Cawas Ikuti Pesantren Jurnalistik

40 Anggota AMM Cawas Ikuti Pesantren Jurnalistik

KLATEN, Suara MuhammadiyahSebanyak 40 orang Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang terdiri dari anggota Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Nasyiyatul ‘Aisyiyah, Jum’at (2/6) mengikuti Pesantren Jurnalistik yang dipusatkan di kompleks masjid Al Mukmin, Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

Pesantern jurnalistik bertujuan memberikan bekal kepada Angkatan Muda Muhammadiayah baik NA, Pemuda Muhammadiyah, dan IPM tentang tata cara penulisan reportase yang baik. Meski tampak mudah, namun tanpa adanya pembiasaan serta pelatihan yang mengenalkan dasar-dasar dan praktik, akan kesulitan untuk mencapai standar reportase. Pesantren jurnalistik yang diselenggarakan oleh Radio Suara ANDA FM Klaten bekerjasama dengan PD IPM, dan  PCM Cawas dihadiri Nur Zahya Zakaria dibantu kru lainnnya sebagai narasumber

Materi yang dibawakan diantaranya teknik pembuatan berita baik berupa reportase, maupun laporan khusus terhadap suatu peristiwa, bagaiman tata teknik menggali sumber baik dari narasumber maupun dari sumber lainnya lainnya. “Berita yang kita tulis harus dapat dipertanggungjawabkan keakuradannya, sehingga apa yang disampaikan oleh nara sumber dapat kita jadikan acuan,” ujar Nur.

Cek and ricek merupakan teknik untuk mengetahui berita yang kita dengar atau berita yang kita baca tersebut akurat atau berita bohong (Hoax). “Itulah fungsi dari pada cek and ricek, sehingga apa yang kita sampaikan benar-benar akurat. Perkembangan teknologi seperti HP yang kini dapat dijadikan untuk komunikasi baik melalui BBM, WhatsApp yang setiap saat kita terima, berita-berita itu mungkin hoax, maka kita bisa menyaring, sehingga kita tidak menyebarluaskannnya untuk melanjutkan,” lanjut Nur.

Ia menambahkan bahwa jika menemui berita hoax, maka jangan sampai diteruskan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. “Untuk menangkal berita hoax maka kita harus pandai-pandai dalam membuat sanggahan atau tangkalan, agar berita hoax tersebut tidak menjadi viral di medsos yang menyesatkan, bahkan bisa menjadi alat adu domba,” pinta Nur Yahya. (Paimin JS)

 

Exit mobile version