SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Lembaga Pemeringkatan Universitas dan Perguruan Tinggi Dunia Quacquarelly Symonds (QS) World University Ranking 2017/2018 merilis perguruan tinggi terbaik dunia dan terbaik di masing-masing negara pada Kamis (8/6). QS menempatkan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam ranking kedelapan dari sembilan universitas dan perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Sedangkan di kancah global, UMS menduduki peringkat 800an dari seribu perguruan tinggi di 84 negara di dunia.
UMS menepati posisi kedelapan setelah UI, ITB, UGM, Unair, IPB, Undip, ITS. Selanjutnya disusul oleh Universitas Brawijaya. Dari deretan universitas dan perguruan tinggi tersebut, UMS menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang masuk dalam World Class Ranking.
“UMS satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang menembus papan atas. Kami siap untuk memperbaiki agar posisinya semakin mantap dan bertahan. Kami ingin ke depan lebih baik lagi,” tutur Rektor UMS Sofyan Anif, Jumat (9/6).
Disampaikan Sofyan bahwa pihaknya mengaku bangga atas prestasi yang berhasil diraih. Terlebih, UMS tidak mendapatkan subsidi dalam internasionalisasi. Posisi tersebut semakin menarik perhatian mahasiswa asing untuk belajar ke UMS. Hingga kini, terdapat sekitar 130 mahasiswa asing yang kuliah di UMS. Tak hanya itu, universitas ini juga tengah melebarkan sayapnya dengan menggandeng kampus-kampus top dunia dalam hal penelitian.
“Dalam waktu dekat ada sejumlah mahasiswa baru dari Australia,” imbuhnya.
Menurut Sofyan, pencapaian tersebut tak lepas dari kerja keras segenap civitas akademika UMS. Ia juga menuturkan bahwa pihaknya tengah membidik untuk menjadi universitas kelas dunia melalui sejumlah program-program unggulannya. Selain itu, pihaknya juga menggencarkan pembangunan infrastuktur sehingga berhasil masuk dalam deretan universitas di dunia. Ia juga berkomitmen untuk terus memperbaiki diri sehingga di tahun-tahun ke depan mampu naik dalam peringkat universitas dan perguruan tinggi terbaik dunia.
“Masuknya UMS dalam peringkat ini dikarenakan program-program internasional sudah kita buka semakin banyak. Jangkauan negaranya kita kembangkan. Dulu fokus di double degree, sekarang berkembang pada mahasiswa, staff exchange, dan kolaborasi riset.” ujarnya.
Direktur Internasional UMS, Supriyono menambahkan, QS merupakan lembaga perangkingan yang berpusat di Inggris. Oleh karenanya, dalam penilaian QS tidak hanya bersumber dari perguruan tinggi, namun melibatkan pihak luar menyangkut reputasi akademik maupun penilaian alumni pihak perusahaan.
“Porsi penilaian reputasi akademik mencapai 40 persen. Ini penilaian spesifik dari QS. Selain itu juga terkait publikasi ilmiah di jurnal terindeks scopus,” tandasnya (Qom/ Yusri).