Terkait Konflik Qatar, Haedar Nashir: Perankan Politik Bebas Aktif dan Proaktif, serta Ambil Inisiatif

haedar nashir spiritualitas Radikalisme

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi (Dok SM)

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap Pemerintah Republik Indonesia ikut berperan memediasi penyelesaian konflik antara Arab Saudi dan sekutunya dengan Qatar. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah itu diperparah dengan pemutusan hubungan diplomatik oleh sembilan negara atas tuduhan Qatar mendukung aksi terorisme.

Menanggapi hal itu, Haedar berharap pemerintah Indonesia memainkan peran politik bebas aktif dan mengambil inisiatif untuk menjembatani negara-negara tersebut. “Perankan fungsi politik bebas aktif dan proaktif, ambil inisiati untuk. Karena itu perlu mediasi,” tutur Haedar seusai menerima kunjungan Menteri ESDM Ignasius Jonan di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Ahad (11/6) malam.

Muhammadiyah masih memiliki keyakinan bahwa Pemerintah Indonesia mampu memulihkan hubungan diplomatik negara-negara Arab dengan Qatar. Hal ini, menurut Haedar, berkaca dari pengalaman serupa sebelumnya, di mana Presiden Joko Widodo mampu berperan aktif memediasi ketegangan hubungan Arab Saudi dan Iran pada 2016.

“Dulu Pak Jokowi ketika terjadi ketegangan Arab Saudi dengan Iran mengambil peran sangat bagus. Saya yakin sekarang Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri dapat mengambil peran itu,” kata Haedar.

Menurutnya, saat ini Indonesia dapat menggunakan posisi strategisnya sebagai anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Apalagi keberadaan Indonesia masih sangat diperhitungkan di kalangan negara-negara anggota OKI. “Posisi di OKI manfaatkan sebagai sarana politik Presiden Jokowi. Kekuatan Indonesia masih diperhitungkan di OKI,” ungkapnya.

Untuk mendinginkan hubungan diplomatik negara-negara Arab dan Qatar, kata Haedar, memang dibutuhkan peran mediator dari luar. Konflik ini mendesak untuk segera diselesaikan. Jika tidak, ketegangan antar negara Arab yang kerap terjadi dapat menimbulkan bencana bagi negara-negara kawasan lainnya. “Jangan biarkan Timur Tengah menjadi kancah baru untuk pertarungan geopolitik yang akhirnya menimbulkan bencana kawasan. Karena itu merugikan semua” ujar Haedar Nashir. (Ribas)

Exit mobile version