JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dua sayap organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama kembali memperkuat genggaman menuju kesatuan umat dan bangsa. Dalam rangka menyikapi dan memberi solusi atas beragam dinamika kebangsaan, sekretaris dua ormas didampingi pengurus lainnya menggelar pertemuan tertutup di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Nomor 62, Jakarta Pusat, Senin (12/6).
Mewakili Muhamadiyah adalah Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, perwakilan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah Imran Hanafi, dan Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Abdurrohim Ghazali. Sementara dari PBNU diwakili oleh Sekjen dan Wakil Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan KH Masduki Baidowi serta beberapa pengurus lainnya.
Pertemuan itu dimaksudkan untuk membicarakan beragam permasalahan dan sekaligus mencari solusi serta merancang kerja-kerja produktif untuk bangsa dan peradaban. “Kita tadi bicara beberapa masalah, masalah kebangsaan dari sudut pandang NU dan Muhammadiyah. Kemudian bagaimana kita sebagai dua ormas terbesar ini dapat melakukan upaya-upaya yang konstruktif agar situasi kehidupan kebangsaan ini makin kondusif,” ujar Abdul Mu’ti.
Mu’ti menyampaikan bahwa pertemuan ini adalah forum silaturahmi antara Muhammadiyah dan NU yang telah digagas sejak lama. Setelah pertemuan ini, Muhammadiyah juga akan melakukan kunjungan ke PBNU, yang direncanakan sebelum hari raya Idul Fitri.
“Bertemu insyaallah banyak hal yang bisa kita komunikasikan, dan mungkin kemudian ke depan. Kita ada acara resmi PP Muhammadiyah ke PBNU tinggal kita tunggu harinya saja, mudah-mudahan bisa terlaksana sebelum Idul Fitri, sebelum Syawal,” tuturnya.
Kedua organisasi itu membahas juga tentang peranan Muhammadiyah dan NU dalam kehidupan kebangsaan. Termasuk dalam merespon kebijakan-kebijakan pemerintah. “Beberapa hal bagaimana NU serta Muhammadiyah menyikapi kebijakan-kebijakan itu, yang spesifik kita yang lain-lain akan kita bicarakan waktu Muhammadiyah berkunjung ke NU,” urainya.
Setelah pertemauan para sekretaris, Mu’ti menyatakan bahwa nantinya akan ada pertemuan para ketua umum masing-masing ormas. Jalinan kerjasama antara Muhammadiyah dan NU diyakini akan menjadi kekuatan penyeimbang. Hal-hal spesifik mengenai apa yang akan dilakukan ke depan, akan dibicarakan dalam pertemua ketua umum. “Nanti biar lapis pertama yang dibicarakannya, tapi paling tidak hal yang sekarang ini sudah kita capai bahwa komunikasi-komunikasi politik NU-Muhammadiyah ini sering kita lakukan,” katanya.
Mu’ti berharap bahwa jalinan kerjasama antara Muhammadiyah dan NU tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga menyebar ke level di bawahnya. Bahkan hingga di tingkat kecamatan dan desa. “Jika ini bisa dilakukan di level wilayah, daerah, cabang, insyaallah dua ormas ini akan punya peran yang besar,” tutur Abdul Mu’ti. (Ribas/Foto:dtk)