JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah selain dipupuk menjadi center of excellence dalam hal keilmuan dan mencetak intelektual, namun satu hal yang tidak boleh luput adalah bahwa PTM/A juge mengemban misi dakwah. Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah melihat bahwa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh PTM/A di berbagai daerah di Indonesia memiliki peluang strategis untuk pengembangan dakwah, salah satunya untuk mengembangkan sebuah peta dakwah. Oleh karena itu, selama dua hari 14-15 Juni 2017, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menggelar Workshop ‘Pengembangkan Peta Dakwah melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN)’ di Universitas Muhammadiyah Prof Hamka.
Kegiatan yang turut menggandeng 11 PTM/A dan juga sejumlah lembaga dan Majelis tersebut menegaskan bahwa Pengembangan Peta Dakwah dengan memanfaatkan program KKN akan dilakukan melalui penugasa mahasiswa untuk melakukan studi etnografi di kawasan KKN dilaksanakan.
“Abad ke-2 ini Muhammadiyah melihat topangan utama dari PTM dan PTA. Kita punya SDM yang banyak dari berbagai level dan kegiatan yang beragam dan bermanfaat bagi persyarikatan khususnya dan umat Islam serta bangsa Indonesia pada umumnya,” tutur Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Chairil Anwar.
Menurutnya, kegiatan yang bermula dari gagasan yang diajukan oleh Prof Sjafri Sairin tersebut merupakan ide cerdas dan harus disambut baik karena akan berkontribusi pada peningkatan kualitas KKN di PTM/A.
“Sambutan masyarakat terhadap PTM/A itu luar biasa besar. Banyak kampus yang membawa nama besar tapi tidak kunjung besar namanya. Nama-nama besar tidak serta merta bisa membesarkan Perguruan Tinggi,” lanjut Chairil.
Sedangkan Rektor UHAMKA, Suyatno program yang juga menggandeng Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah ini ini sangat strategis. Baginya, LPCR sudah punya peta cabang dan ranting yang mampu dijadkan sebagai modal untuk membuat peta dakwah.
“Muhammadiyah membangun amal usaha sebagai potensi dakwah yang luar biasa. Saya berharap Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dapat bersinergi dengan LPCR,” tukasnya.
Atas dasar sinergi tersebut menurut Suyatno mempu merancang sebuah peta dakwah yang sesuai dengan prinsip dakwah komunitas. Layaknya komnitas buruh, nelayan, dan petani. Diharapkan mampu merumuskan bentuk dakwah seperti menggunakan dakwah ekonomi ataupun pendekatan yang tepat.
“Di Jakarta ada komunitas-komunitas baru seperti di apartemen-apartemen, di kantor-kantor elit. Harus bisa kita pahami, kuasai dengan sentuhan dakwah Muhammadiyah. Juga perlu buku saku kecil sebagai pedoman atau panduan untuk KKN yang akan dirancang untuk PTM dan PTA ke depannya,” tandas Suyatno. (Th)