Oleh : Renny Intan *
Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Tidak terkecuali oleh anak-anak. Meski masih dalam tahapan belajar, sebagian besar anak-anak selalu senang menyambut bulan ramadhan. Bulan ramadhan bagi anak-anak dianggap spesial karena bulan ramadhan dapat merubah rutinitas mereka.
Jika pada bulan-bulan biasa anak cenderung banyak menghabiskan waktu untuk bermain di luar. Pada bulan Ramadhan ini ada fenomena yang sering kita sebut ‘takjilan’ atau buka bersama khusus untuk anak-anak. Tidak dipungkiri bahwa takjilan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak, apalagi mereka yang sedang dalam tahapan belajar puasa. Mereka akan sangat antusias untuk pergi ke masjid berbuka bersama dengan teman-temannya. Sehingga, tidak jarang jikan masjid akan jauh lebih ramai oleh anak-anak pada bulan Ramadhan.
“Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga , yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dari hadist di atas dapat kita lihat bahwa sangat penting menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak, terlebih sejak usia dini. Mengenalkan anak kepada Islam sendini mungkin itu penting, karena anak adalah investasi paling berharga bagi orang tua.
Mendidik anak adalah tanggung jawab kita bersama, sebagai pendidik, orang tua maupun sebagai masyarakat. Tanggung jawab kita untuk mendidik anak sebagai pendidik, orang tua ataupun lingkungan masyarakat sangatlah besar. seperti yang disampaikan dalam Quran Surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi demikian:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Kembali ke fenomena ‘takjilan’ di bulan puasa, fenomena ini bisa kita ambil celah sebagai media untuk berdakwah kepada anak-anak. Berdakwah kepada anak-anak tentu saja berbeda dengan berdakwah kepada orang yang sudah dewasa. Butuh metode khusus yang harus dilakukan agar anak dapat menerima pesan-pesan yang ingin kita sampaikan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk berdakwah terhadap anak adalah dongeng. Dongeng merupakan salah satu media penyampaian pesan yang paling dekat dengan anak. Dongeng yang baik akan mengajak anak untuk berpikir dan berimajinasi seluas-luasnya, bukan mendikte anak. Dongeng itu mengajak bukan menggurui. Melalui dongeng kita dapat dengan mudah menanamkan nilai-nilai agama kepada anak.
Akan tetapi, kesadaran akan pentingnya mendongeng bagi anak yang masih rendah menjadi hambatan tersendiri. Selain itu, orang dewasa yang mau dan mampu mendongeng masih sangat sedikit. Budaya mendongeng dewasa ini terkalahkan oleh teknologi. Anak lebih sering dibiarkan akrab dengan gawai, dari pada lingkungan sendiri.
Untuk itu kita perlu mempopulerkan kembali budaya mendongeng ini dikalangan anak-anak dan jalan ini terbuka lebar saat bulan puasa. Mengingat saat bulan puasa anak-anak memiliki waktu yang lebih untuk berkumpul di masjid pada sore hari. Kesempatan besar bagi para pendongeng dan orang-orang yang baru belajar mendongeng untuk berdakwah kepada anak dengan metode mendongeng.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita akan mendongeng. Pertama, kita harus memilih atau membuat cerita yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang akan kita tanamkan kepada anak. Kedua, sebelum bercerita kita harus paham terlebih dahulu terhadap jalannya cerita. Tidak menutup kemungkinan anak akan banyak bertanya dan memberikan umpan balik terhadap cerita kita, sehingga alangkah baiknya apabila kita juga sudah menyiapkan alternatif jalan cerita pada lain. Pandai-pandailah dalam berimprovisasi. Ketiga, perhatikan durasi dongeng kita. Anak memiliki tingkat konsentrasi yang tidak lama, oleh karena itu kita harus pandai menyesuaikan durasi cerita dengan tingkat konsentrasi anak. Terakhir, kita dapat menggunakan media boneka ataupun gambar untuk menunjang jalannya cerita kita. Selain itu, media dapat digunakan untuk menarik dan memusatkan perhatian anak.
Oleh karena itu, marilah kita gunakan kesempatan bulan Ramadhan ini untuk berdakwah kepada anak-anak melalui metode mendongeng. Setiap masing-masing dari kita adalah pendongeng.
*Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta