YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pemikiran dan jalan terang yang digunakan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejak zaman KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah terangkum dalam sebuah manhaj yang menjadi landasan dalam pedoman gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah hingga kini. Nilai-nilai pokok yang terkandung di dalamnya menjadikan manhaj sebagai sesuatu yang penting tak hanya untuk dipahami namun untuk diaktualisasikan. Oleh karenanya, penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam manhaj menjadi modal dasar dalam menggerakan persyarikatan sehingga perlu disosialisasikan dan dikobarkan semangatnya. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
“Berbicara tentang Manhaj Muhammadiyah, di dalamnya itu juga ada Manhaj ‘Aisyiyah. Semua yang menjadi landasan gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah dari situ. Jadi, untuk menumbuhkan semangat tarjih dan mengaktualisasikan manhaj, perlu peran anak muda. Sehingga jika berbicara manhaj menjadi sesuatu yang menggairahkan,” tuturnya dalam Pengajian Ramadhan PP ‘Aisyiyah, Sabtu (17/6).
Lebih lanjut Noordjannah menyampaikan bahwa pemikiran dan sistem gerakan dalam manhaj Muhammadiyah selanjutnya dikaji dan disemarakkan oleh majelis dan lembaga. Hal ini mengingat bahwasanya faktor penggerak persyarikatan yakni adanya manhaj tersebut. Tak hanya itu, Ia juga menegaskan bahwa dengan adanya manhaj, warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mempunyai pedoman dan tata cara etika dari alam pikiran Muhammadiyah yang dapat membentengi diri.
“Untuk menggerakkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari pusat sampai ranting ya dengan manhaj itu. Sehingga kajian ramadhan ini baru awal karena baru membahas beberapa saja. Tetapi bagaimana kita memaknainya dalam konteks kekinian. Itu yang terpenting,” tegasnya.
Menurut Noor, salah satu yang menonjol dari Manhaj ‘Aisyiyah yakni aktualisasi manhaj yang diimplementasikan untuk kepentingan pembinaan yang di antaranya terkait keluarga sakinah, adabul mar’ah, PHIWM, dan sebagainya. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar manhaj ‘Aisyiyah dapat disosialisasikan sehingga dijadikan sebagai modal awal dalam menyusun langkah-langkah strategis ‘Aisyiyah kedepannya dengan melibatkan angkatan muda meliputi Nasyiatul ‘Aisyiyah, Majelis Pendidikan Kader, serta Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA).
“Kedepan, kita akan siap untuk kembali menggali bersama anak muda dan majelis dengan mendorong MPK, NA, dan LPPA untuk duduk bersama dalam mensosialisasikan manhaj,” tandasnya (Yusri).