Kekuatan Do’a

Memejamkan Mata Saat Shalat dan Do'a

Ilustrasi

Oleh : Fitri Muslimah*

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengantarkan kita pada akhir bulan ramadhan. Berkat kemurahanNyalah kita bisa sampai pada detik ini dan pada kondisi seperti sekarang ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada uswatun khasanah kita, nabi agung, makhluk paling mulia, nabi Muhammad ﷺ. Semoga di akhir kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau.

Pembaca rahimahullah, Izinkan saya membagikan kisah untuk membuka kultum ini. Kisah tentang datangnya malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk meminta Nabi Muhammad ﷺ mengaminkan doa malaikat Jibril. Pertama, celakalah orang yang apabila disebut nama Nabi Muhammad ﷺ ia tidak bersholawat. Kedua, celakalah orang yang masih memiliki orangtua yang masih hidup, namun orangtuanya tidak bisa menjadi jalan menuju surga. Enggan berbakti pada mereka, enggan merawat ketika sudah tua renta. Ketiga, celakalah orang yang apabila telah datang bulan Ramadhan tapi tidak diampunkan dosanya oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ketiga doa tersebut diaminkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. (HR. Ibnu Hibban)

Segala sesuatu, termasuk bulan Romadhon pasti akan pergi kepada Allah dan tak kembali selain doa yang kita panjatkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah berjanji kepada orang yang berdoa dalam sabda Rasulullah ﷺ. “Janganlah kalian menjadi lemah (sedikit) dalam berdoa, karena tidak akan binasa pada seseorang yang berdoa” (HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim Dan Ad-Dhiya’)

Orang hidup pasti memiliki masalah. Nabi pun demikian. Bahkan masalahnya lebih berat. Nabi Ayyub as ketika diberi cobaan oleh Allah dengan penyakit bertahun-tahun tetap sabar dan terus berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala sehingga Allah melenyapkan penyakitnya dan mengembalikan keluarganya kepadanya (Q.S Al-Anbiya: 83-84)
Nabi Yunus as ketika berada dalam perut ikan Ia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap “Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaddzolimin” maka Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkannya. (Q.S. Al-Anbiya: 87-88)
Nabi Zakaria as yang sudah tua memiliki istri yang mandul berdoa dengan penuh harap dan cemas kepada Allah agar diberikan keturunan, maka Allah menganugerahkan Yahya as kepada nabi Zakaria dan membuat istrinya dapat mengandung. (Q.S Al-Anbiya: 89-90)

Berdoa adalah senjata terdahsyat orang mukmin. Imam Syafi’i mengatakan: “Janganlah engkau mengejek dan meremehkan doa. Kau tidak tau apa yang bisa dilakukan oleh doa. Doa itu ibarat panah yang dilepaskan pada malam hari, tidak akan meleset, pasti suatu saat akan mengena, tetapi mengena butuh waktu, cepat atau lambat. Allah lebih tahu mana yang terbaik.”

Doa adalah upaya penyampaian kebutuhan kepada Allah, inti dari ibadah, maka dalam berdoa haruslah memperhatikan hal-hal berikut.

Pertama, doa harus tulus, ikhlas dan yakin kepada Allah. Nabi ﷺ bersabda dalam riwayat At-Tirmidzi: “Berdoalah dalam keadaan yakin akan dikabulkan oleh Allah.” “Barangsiapa bangun pada malam hari, dibuka dengan sholat malam kemudian berdoa kepada Allah dengan hati yang tulus, dengan penuh harap dan khusnudzon kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka sulit untuk tidak dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika kita mengenali Allah saat senang, maka Allah akan mengenali kita saat susah.

Kedua, tidak tergesa-gesan dalam lisan maupun menerima. Ciri orang yang tergesa-gesa adalah merasa sudah berdoa namun tidak segera melihat hasilnya sehingga ia meninggalkan doanya.

Ketiga, memperhatikan adab-adab ketika berdoa. Awalilah bertahmid ban bersholawat sebelum berdoa. Allah sangat suka mendengar pujian dari hamba-Nya. Sehingga Allah sengaja melambatkan terkabulnya doa agar hamba tersebut terus memuji Allah. Hamba yang dicintai Allah adalah hamba yang banyak menengadahkan tangannya.

Keempat, menjauhi makanan, minuman, pakaian dan harta yang haram. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Rabbi, ya Rabbi. Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan daging tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan? ”(HR. Muslim)

Kelima, tidak meminta sesuatu yang haram, atau meminta untuk bisa melakukan yang haram dan di tempat yang haram.

Keenam, memaksimalkan waktu-waktu mustajab doa, yaitu di hari Jum’at, antara adzan dan iqomah, ketika berpuasa sampai berbuka, waktu sahur/akhir malam, ketika hujan, musafir, orang yang terdzolimi, perang sedang berkecamuk, haji di masjidil harom dan arofah serta ketika sholat pada posisi berdiri, rukuk, sujud dan sesaat sebelum salam. (HR. Muslim, Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)

Ketujuh, lakukan amalan yang tidak wajar dilakukan oleh kebanyakan orang, seperti kisah nabi Ibrahim as Dan Sarah ketika kedatangan tamu tak dikenal di malam hari. Beliau memuliakan tamunya, menjamunya dengan menghidangkan olahan daging anak sapi yang baru saja disembelih karena tidak ada sisa makanan pada malam itu. Lalu beliau mendapat kabar gembira dari tamunya yang ternyata malaikat bahwa beliau akan mendapatkan anak bernama Ishak. (Q.S Hud: 69-73)

Pembaca rahimahullah, Ada banyak jalan terkabulnya doa, diantaranya langsung dikabulkan oleh Allah; ditunda sampai kita mampu menerima permintaan kita; dihilangkannya musibah yang akan menimpa kita; diganti dengan sesuatu yang lebih kita butuhkan/lebih baik atau Allah menyimpan doa kita sehingga kita mendapatkan pahala yang melimpah di akhirat. Apapun yang kita terima hendaklah senantiasa bersabar dalam berdoa.

Maka di penghujung bulan yang penuh berkah ini mari kita sama-sama bermuhasabah. Bisa jadi belum terkabulnya doa kita karena banyaknya dosa yang kita perbuat, adanya hal-hal haram yang melekat pada diri kita. Semoga kita senantiasa memperhatikan hal-hal kecil seperti tidak mencicip makanan/minuman yang bukan milik kita, tidak menggunakan barang-barang milik orang lain seperti charger hp, alas kaki, dsb tanpa izin, serta senantiasa menjaga keikhlasan dan keyakinan kita dalam berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Mari kita doakan yang terbaik untuk pemimpin-pemimpin kita, orangtua kita, saudara-saudara kita, juga untuk diri kita sendiri. Semoga kita mampu meraih cintaNya, menjadi pribadi yang lebih baik akhlak dan amalannya. Semoga Allah menerima amalan kita, mengabulkan doa dan mengampuni dosa-dosa kita. Aamiin.

*Bidang Immawati PC IMM BSKM

Exit mobile version