PADANG, Suara Muhammadiyah- Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dra. Hj. Meiliarni Rusli membuka resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Wilayah Sub Recipient Aisyiyah Sumbar di Hotel Pangeran City Padang, Kamis (8/6)
Rakor TB Aisyiyah dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar yang diwakili oleh Yuhartini, SSR-TB Aisyiyah care dan kepala instansi terkait.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dra Hj. Meiliarni Rusli mengatakan SR TB Aisyiyah telah melakukan aksi ketuk pintu kepada 12.096 orang yang dilakukan 196 kader dan 16.792 screening di empat daerah penanggulangan (Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Solok dan Kabupaten Padang Pariaman).
Menkes mengapresiasi Aisyiyah dengan program ketuk pintunya, selain itu ketuk pintu TB Aisyiyah care sebagai ketuk pintu terbanyak secara nasional di kalangan SR TB Aisyiyah. “Kader Tb bergerak dengan harapkan ridho ilahi, tidak harapkan imbalan apa-apa dengan betul-betul mengetuk pintu rumah masyarakat, ” ujarnya.
Sedangkan di Sumbar sudah tahun ketujuh yang dimulai sejak 2009 dsngan dua kota Padang dan Pariaman.
Rakor kali ini membahas upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian TB di Sumbar, permasalahan SR TB Care Aisyiyah Wilayah dan Cabang serta upaya mengatasinya dan pemantapan pelaksanaan pencatatan, pelaporan TB Care Aisyiyah
Bentuk kontribusi SR Tb Aisyiyah care di Sumbar sebagaimana diharapkan pemerintah saat ini telah sejalan dengan standar prosedur TB Aisyiyah care meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit TB dan program penanggulangannya, menjaring suspek TB, Pendampingan/pengawasan, pemantauan/pelacakan dan menjalin kemitraan dengan instansi/lembaga kemasyarakatan.
Sementara Kadinkes Provinsi Sumbar yang diwakili Yuhartini menjelaskan Tuberkolusis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman TB yang masuk ke tubuh kita melalui pernapasan. Pasien TB dapat sembuh jika menyelesaikan pengobatan sampai tuntas. Oleh karena itu, semua pasien TB harus dapat ditemukan dan diobati sampai sembuh.
Gejala orang sakit TB harus dapat dikenali antara lain adalah batuk berdahak lebih dari 2 minggu, mengalami sesak napas, berat badan menurun dan keringat dimalam hari tanpa aktifitas.
“Masalah ini telah kita sikapi dengan program ketuk pintu dan gerakan TOSS-TB atau Temukan TB Obati Sampai Sembuh, saya berharap ketuk pintu dan Gerakan TOSS-TB ini dapat dilaksanakan dengan intensif dan penuh semangat di seluruh Provinsi Sumbar” imbuhnya.
Permasalahan TB Hiv semakin kompleks yaitu padatnya jumlah penduduk, kasus TB, kasus HIV tinggi, kasus TBC kebal obat, kasus TB anak dan kasus TB dengan diabetes militus. kasus TB sering terjadi pada masyarakat dengan masalah sosial ekonomi sehingga sulit dalam tatalaksana.
“Melihat permasalahan tersebut, marilah kita bersama-sama bersinergi antara pemerintah dengan TB Aisyiyah care untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks mengingat kuman Microbacteri Tuberculosis akan dapat menularkan pada setiap orang tanpa terkecuali” imbuhnya.
Dengan kondisi demikian Dinkes mengharapkan peran TB Aisyiyah dalam penanganan dan pengendalian penyakit lebih optimal.
“Marilah bersama-sama membangun kesehatan masyarakat yang lebih baik dari sebelumnya, dan semua pihak saling bekerjasama mendorong TB care untuk melakukan gerakan atau kegiatan berkaitan dengan upaya pemberantasan penyakit TB” pungkasnya.
Dalam Rakor ini juga diisi pemaparan hasil kegiatan TB Aisyiyah Care Sumbar tahun 2017, pengalaman SSR TB Aisyiyah di empat daerah penanggulangan TB dalam meningkatkan peran serta masyarakat dan peran TB Aisyiyah dalam mendukung program. (RI)