YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyebutkan bahwa untuk mempertahankan kualitas sebagai umat unggulan dan sekaligus sebagai bangsa yang berdaulat, kita perlu memahami secara garis besar permasalahan bangsa.
Busyro menyebutkan terdapat sepuluh masalah yang kini dihadapi bangsa Indonesia, pertama, bahaya bisnis besar narkoba yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar utama bisnis barang mematikan itu.
“Tercatat sudah terdapat jumlah pengguna narkoba sebanyak 5,9 juta. Korban yang tewas perhari 40 orang. Sararan utamanya adalah generasi muda. Sejumlah aparat TNI, Polri, dan petugas BNN (Badan Narkotika Nasional) bahkan anggota DPRD terseret di dalamnya,” ungkap Busyro saat menyampaikan Khutbah Idul Fitri di Halaman Masjid Universitas Islam Indonesia (UII) Ahad (25/6).
Kedua, perampokan uang negara (korupsi) oleh aparat pemerintah pusat atau daerah, DPR/DPRD, DPD, Polisi, Jaksa, Hakim/Hakim Mahkamah Konstitusi, Menteri, Pengacara, Pebisnis Gelap dan Penyuap Pejabat, serta Dosen Negeri.
Ketiga, praktik jual jasa (suap) izin pendirian hotel, apartemen, pusat belanja modern, penambangan minyak, gas, mineral batubara, dan tata ruang daerah maupun nasional.
Keempat, praktik penguasaan 77% kekayaan negara oleh 10 pengusaha hitam dan 1 pengusaha keturunan yang diizinkan menguasai 6 juta hektar lahan.
“Kelima, tidak terbukanya aparat Polri dalam membongkar siapa sesungguhnya aktor dan dalang serangkaian panjang gerakan terorisme yang keji dan terkutuk,” tegas Busyro.
Keenam, praktik mafia suap (uang sogok) oleh kalangan pebisnis busuk kepada pejabat, politisi parpol, dan aparat penegak hukum yang telah menghancurkan martabat bangsa.
Ketujuh, meluasnya kahadiran “generasi android” yang telah menyita waktu produktif mereka. Kedelapan, semakin terbiasanya ucapan bohong di depan jutaan rakyat dan pengakuan mendadak sebagai pejuang Pancasila dan NKRI tanpa bukti kejujuran dan kecerdasan.
Kesembilan, menjamurnya izin pasar dan pusat belanja modern berjejaring nasional yang mematikan pasar dan pusat ekonomi rakyat kelas menengah.
Kesepuluh, terjadinya kesenjangan ekonomi sebagai pemicu ketidakadilan sosial dan munculnya sikap radikalisme dalam masyarakat yang berujung pada terorisme.
“Itulah sebagian problem negara kita yang telah membebani masa depan generasi muda dan negara kita,” terang Busyro.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengajak seluruh jama’ah yang hadir untuk mengembangkan keunggulan kualitas ruhaniyah dan taqwa yang telah diraih selama bulan Ramadhan kemarin dengan mendongkrak semangat perbaikan bangsa dan negara.
“Mari kita syukuri dengan penuh keceriaan dan optimisme yang kuat menghadapi permasalahan di atas. Salah satu langkahnya adalah dengan mempersiapkan anak-anak dan generasi penerus kita yang juga sebagai generasi penerus dan penyelamat masa depan bangsa,” ucap Busyro.
Jangan sampai negara kita jatuh pada cara pengelolaan yang tidak berkeadilan. “Sebaliknya umat Islam perlu segera bangkit menyelamatkan negara dan kekayaan alam yang melimpah dengan penuh semangat,” pungkas Busyro. (Red)