Manhaj Muhammadiyah

Manhaj Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah-Manhaj Muhammadiyah adalah sistem pemikiran yang di dalamnya terkandung pokok-pokok gagasan tentang keyakinan, pemikiran, dan tindakan. Konstruksi pemikiran yang telah terbentuk dalam rentang waktu satu abad lebih meliputi segenap pemikiran KH Ahmad Dahlan dan tokoh-tokoh pendahulu, Mukadimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup, Kepribadian, Khittah, dan Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua.

Sistem pemikiran ideologis inilah yang memberikan spirit dan arah bagi gerakan Muhammadiyah. Sebagai pemikiran ideologis yang telah menginisiasi, melahirkan, menggerakkan, dan mengembangkan, manhaj Muhammadiyah menjadi pengetahuan pokok bagi setiap pimpinan dan kader. Karena itulah, proses pemahaman dan internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam manhaj Muhammadiyah harus senantiasa dinamis.

Pemahaman dan internalisasi nilai-nilai dalam manhaj Muhammadiyah harus melembaga di seluruh unsur pimpinan, lembaga, ortom, dan amal usaha. Harus disadari, dalam sebuah organisasi, selain sumber daya manusia dan amal usaha, pemikiran ideologis menjadi modal dasar sebuah pergerakan. Dalam proses internalisasi manhaj Muhammadiyah, kelembagaan harus patuh terhadap aturan organisasi. Pemikiran ideologis harus terinternalisasi, baik dalam struktur, lembaga, ortom, dan amal usaha. Dengan demikian, dari manhaj Muhammadiyah akan lahir berbagai program dan gerakkan, sekaligus menjadi karakter dan model gerakan.

Mengingat watak gerakan Muhammadiyah sebagai pembaru (tajdid), maka sistem pemikiran ideologis harus dapat dimaknai ulang. Manhaj gerakan Muhammadiyah yang terdiri dari pemikiran para tokoh pendahulu, kaidah-kaidah dan keputusan-keputusan resmi organisasi harus dapat diimplementasikan seiring dinamika zaman. Bila tidak, maka ideologi akan mati. Ideologi yang mati tidak akan mampu memberikan spirit dan menggerakkan Muhammadiyah yang begitu besar ini.

Membaca dan menafsiri ulang manhaj Muhammadiyah dapat dilaksanakan dalam rangka konsolidasi pemikiran dalam konteks ber-Muhammadiyah. Di tengah dinamika pemikiran keislaman yang makin kompleks, terutama pasca reformasi, telah terjadi tarik menarik di antara kubu ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Dengan membaca dan menafsiri ulang manhaj Muhammadiyah, para pimpinan dan keder tidak akan kebingungan di tengah lalu-lalang pemikiran-pemikiran ekstrim yang akhir-akhir ini sering bergesekan dan nyaris memecah ukhuwah Islamiyah. (Rif)

Dapatkan ulasan lengkap tentang Manhaj Muhammadiyah di Majalah Suara Muhammadiyah edisi cetak, No. 13, 1-15 Juli tahun 2017

Exit mobile version