BPBD Instruksikan Seluruh Fasilitas Kesehatan di Kalimantan Tengah Adopsi Konsep RS Aman Bencana Muhammadiyah

BPBD Instruksikan Seluruh Fasilitas Kesehatan di Kalimantan Tengah Adopsi Konsep RS Aman Bencana Muhammadiyah

PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah menginisiasi konsep Rumah Sakit Aman Bencana (RSAB) Muhammadiyah pertama kali di Indonesia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah (Kalteng) kemudian menginstruksikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kalteng untuk mengadopsi konsep Rumah Sakit Aman Bencana (RSAB) Muhammadiyah. Instruksi ini disampaikan dalam Pertemuan Para Pihak Penanggulangan Bencana Kota Palangka Raya pada Jumat (7/7) di Hotel Neo Palangka Raya.

Bencana alam menurut UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB) bukan hanya menjadi urusan lembaga kebencanaan saja, tetapi juga menjadi urusan semua pihak dan individu. Perubahan paradigma yang mendasar tentang Penanggulangan Bencana (PB), bukan lagi bersifat responsif tetapi pencegahan menjadi hal yang utama. Kesiapsiagaan institusi dan masyarakat menjadi bagian dari pencegahan.

Konsep RSAB Muhammadiyah merupakan konsep pertama di Indonesia yang menitikberatkan pada rumah sakit dengan mengintegrasikan masyarakat di sekitar rumah sakit agar siap siaga dalam kondisi darurat dan bencana. RSAB diimplementasikan melalui pelatihan, lokakarya, dan simulasi yang diperuntukkan kepada manajemen rumah sakit dan masyarakat yang berada di sekitar rumah sakit.

Saat ini, Muhammadiyah bersama BPBD dan Dinas Kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah sedang melakukan pelatihan bersama di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dengan melibatkan masyarakat di Kelurahan Langkai dan Kelurahan Menteng di Kota Palangka Raya.

“RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya menjadi percontohan dalam kesiapsiagaan rumah sakit. Harapannya rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Kalimantan Tengah meniru dan belajar mengenai kesiapsiagaan rumah sakit dan masyarakat kepada Muhammadiyah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalimantan Tengah.

Mengingat Indeks Risiko Bencana di Kota Palangka Raya cukup tinggi dengan potensi ancaman bencana, yaitu kabut asap, angin puting beliung, dan banjir.  Keterlibatan masyarakat menjadi penting, karena masyarakat sebagai garda depan dalam penanggulangan bencana.

“Kami akan bicara ke rumah sakit-rumah sakit lain agar mencontoh RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya,” pungkasnya.

Dalam pertemuan ini, hadir pula para pihak se-kota Palangka Raya yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana untuk bersama-sama mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki untuk nantinya dimanfaatkan bersama apabila bencana datang.

Kesiapsiagaan rumah sakit dan kesiapan masyarakat akan dilatih kembali hingga Desember 2017 dengan melakukan kegiatan simulasi bencana yang kerap melanda di Kota Palangka Raya dengan melibatkan para pihak penanggulangan bencana. (Aulia/HPCRED)

Exit mobile version