MAKASSAR, Suara Muhammadiyah- Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr H Abdul Rahman Rahim melakukan penanaman perdana galur jagung hibrida di lokasi kebun inti penangkaran benih jagung Unismuh di Bolangi, Kecamatan Pattalassang, Kab. Gowa, Senin (10/7).
Hadir dalam acara penanaman perdana galur jagung hibrida Unismuh, Wakil Rektor II Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III Muh. Tahir, mewakili BPH dan PWM Sulsel, H Darwis Lantik, Dekan Pertanian H Burhanuddin, Dekan FEB Ismail Rasulong, Dekan Teknik, Hamzah Al-Imran, Dekan FAI H Mawardi Pewangi, Wakil Dekan III FEB Samsu Raizal, Wadek II FEB H Agussalim HR, Ketua LP3M Abubakar Idham, Ketua Penjaminan Mutu Lukman Hakim, Direktur Humas, Mahmud Nuhung, Ketua Pengabdian Masyarakat Idham Halid, Ketua Penelitian Arief Muksin.
Selain itu hadir juga dari Balai Penelitian Sereal Dr Bachtiar, mewakili Dinas Pertanian Sulsel, camat Pattalassang, kepala desa Timbuseng, serta yang mewakili koramil dan polsek dan tokoh masyarakat.
Luas lahan kebun inti penangkaran bibit jagung hibrida Unismuh di Bolangi seperti yang dilaporkan Ketua LP3M Unismuh Dr Abubakar Idham kurang lebih 5 ha dari 14 ha lahan pengembangan budidaya jagung hibrida milik Unismuh.
Galur jagung hibrida (AL 46) atau induk betina ini yang ditanam ini akan dikawinkan lagi. Inilah yang akan menghasilkan bibit jagung hibrida yang unggul.
Rektor Unismuh, Rahman Rahim, bibit jagung hibrida yang dihasilkan di kebun inti penangkaran inilah yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh PDM-PDM se Sulsel dan masyarakat umum untuk dikembangkan. Dan hasilnya Unismuh siap menampung hasil produksi dengan harga sesuai standar pemerintah.
“Oleh kementerian Pertanian RI, Unismuh diberi jatah untuk menembangkan jagung hibrida sampai 20 ribu ha, dan 10 ribu ha untuk pengembangan bawang merah,” tandasnya.
Pengembangan jagung hibrida Unismuh kata rektor, melibatkan seluruh civitas akademika. Sehingga kalau ini menghasilkan akan dinikmati juga oleh seluruh civitas akademika. Penangkaran bibit benih jagung ini selain untuk kepentingan praktek bagi mahasiswa Pertanian Unismuh juga untuk kesejahteraan, tidak hanya untuk seluruh civitas akademika tetapi juga masyarakat.
“Saya berharap kesejahteraan ini lahir dari universitas. Kampus tidak hanya melahirkan sarjana, tetapi tidak ingin melihat sarjana Pertanian Unismuh jadi pengangguran,” kunci rektor. (nasrullah)