MAKASSAR, Suara Muhammadiyah- Puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian Unismuh Makassar tahun ini melaksanakan riset tiga komoditas tanaman, yakni kacang tanah, bawang merah dan cabai, di Pusat Penangkaran Bibit Jagung Hibrida Unismuh, Bolangi, Kab. Gowa.
Sudah hampir sebulan mahasiswa pertanian Unismuh melakukan riset. Mahasiswa ini membagi tiga kelompok berdasarkan jenis tanaman yang akan diteliti, yakni kelompok kacang tanah, kelompok bawang merah dan kelompok cabai. Sekarang ini hasilnya sudah mulai kelihatan.
Sulaeman mahasiswa pertanian Unismuh yang tergabung kedalam kelompok kacang tanah ketika ditemui media di lokasi, mengatakan, kurang lebih seminggu yang lalu, tepatnya 2 Juli 2017 baru memulai melakukan penanaman kacang tanah.
Taman ini sudah berumur delapan hari, tepatnya 10 Juli, dengan tinggi tanaman rata-rata mencapai 7 cm. Melihat petumbuhan yang dicapai, tanaman ini tergolong subur.
“Ini juga karena didukung oleh lahan yang tanahnya sedikit berpasir. Tampaknya cocok untuk tanaman kacang tanah,”tandas Sulaeman.
Dikatakan, sebelum kacang ini ditanam, bibit kacang yang akan ditanam terlebih dahulu dikecambahkan selama kurang lebih empat hari lalu kemudian ditanam.
Agar tanaman ini tumbuh subur, Sulaeman menggunakan pupuk organik (kompos) dari kotoran ayam yang sudah difermentasi . Pemakaian pertama pupuk organik ini dilakukan sebelum penanaman. Setelah dua minggu kemudian (14 hari), pemupukan kedua kembali dilakukan.
Umur kacang sampai panen kurang lebih dua bulan. Sulaeman berharap hasil riset penanaman kacang tanah, bawang merah dan cabai yang dilakukan mahasiswa ini berhasil.
Sebelumnya, Unismuh Makassar juga telah melibatkan warga sekitar lokasi dalam pengembangan budidaya jagung hibrida Unismuh di Bolangi, Kec. Pattalassang, Kab. Gowa. Dengan melibatkan warga sekitar membuktikan kalau pengembangan bibit jagung hibrida Unismuh ini tidak hanya untuk kepentingan civitas akademika tetapi juga untuk penyiapan lapangan kerja bagi warga sekitar.
Memang penangkaran bibit jagung ini untuk tempat praktek bagi mahasiswa Unismuh, tetapi juga menjadi sumber penghasilan, bagi seluruh civitas akademika dan juga bagi masyarakat.
Pengembangan jagung hibrida tidak hanya terbatas di lahan Unismuh yang luasnya 14 ha di Bolangi, tetapi juga bisa dikembangkan di lokasi milik warga. Rektor Rahman Rahim, memperkangkan warga untuk membudidayakan jagung hasil penangkaran Unismuh.
“Hasil jagung yang diproduksi masyarakat, Unismuh siap membelinya. Harga yang dipatok sesuai standar harga pemerintah,”ujar Rahman Rahim ketika memberikan kata sambutan sebelum penanaman perdana bibit jagung hibrida di Bolangi, Senin (10/7).
Begitu mendengar, Unismuh membuka peluang bagi warga untuk membudidayakan jagung hibrida, kepala desa Timbuseng saat itu juga ikut menawarkan 1000 ha lahan pengembangan jagung hibrida. “Saya siap 1000 ha untuk pengembangan jagung hibrida,”ujar kades Timbuseng kepada rektor Rahman Rahim.
Terkait banyaknya warga yang ingin mengembangkan jagung hibrida, Rektor Rahman Rahim, mengatakan, Unismuh telah diberi jatah oleh kementerian Pertanian RI, 20 ribu ha untuk jagung dan 10 ribu ha untuk pengembangan bawang merah.
Ditaksir, Pusat Penangkaran Bibit Jagung Hibrida Unismuh yang luasnya 5 ha di Bolangi, Desa Timbuseng, Kecamatan Pattalassang, Kab. Gowa berpotensi untuk menghasilkan bibit jagung hibrida sebesar 2 ton/ha.
Karena Unismuh ini memiliki luas penangkaran bibit jagung hibrida 5 ha berarti satu musim bisa menghasilkan bibit jagung hibrida 10.000 ton.
Dari 10 ton bibit jagung yang dihasilkan dengan estimasi harga penjualan antara Rp60 – Rp 80 ribu per kg, maka menurut Bachtiar, Unismuh bisa berpotensi mendapatkan hasil dari penjualan bibit per musim minimal Rp 600 juta. (Nasrullah)