Madrasah Mu’alimin Sebagai Wadah Pengkaderan Persyarikatan

Madrasah Mu’alimin Sebagai Wadah Pengkaderan Persyarikatan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Memasuki Tahun Ajaran baru, Madrasah Mu’alimin Yogyakarta siap memikul kepercayaan sebagai wadah pengkaderan bagi warga persyarikatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya alumnus yang malang melintang di jajaran persyarikatan. Selain itu, Madrasah Mu’alimin Yogyakarta juga tidak mengkesampingkan prestasi akademik dan non akademik.

Sehingga yang patut menjadi acuan kenapa harus memilih Mu’alimin ialah sistem pengkaderan yang dipakai sangat rapi. Aly Aulia Direktur Mu’alimin menyampaikan, “sistem kaderisasi di Madrasah Mu’alimin memiliki pola yang terukur, sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya secara maksimal.” Dia menambahkan bahwa pola pengkaderan yang dipakai itu berjenjang.

Aly menjelaskan berjenjang itu misalnya dalam menentukan standar capaian antara kelas 1-6 memiliki sinergi yang berkelanjutan dan menguatkan. Artinya pembekalan yang diberikan dimasa awal santri masuk sampai santri lulus ada sebuah kolerasi yang kuat antara satu dengan yang lain, sehingga terjadi proses internalisasi yang massif di dalamnya.

Hasil dari sistem yang dipakai di Mu’alimin antara lain meningkatnya prosentase lulusannya yang diterima di Perguruan Tinggi ternama baik dalam dan luar negeri, selain itu. Banyak dari santri Mu’alimin yang berkesemapatan mewakili Yogyakarta dalam beberapa perlombaan baik dibidang akademik atau non akademik, dan akhir-akhir ini prestasi yang membanggakan dari salah satu siswa Mu’alimin ialah mendapat emas dalam OSN tinggkat Nasional di Riau, dan merupakan satu-satunya dari dari sekolah Muhammadiyah.

“Di tahun ini Madrasah Mu’alimin menerapkan sistem baru yakni Moving Class,” katanya. Melalui sistem baru yang mulai dicobakan pada tahun ajaran baru ini, diharapkan kondisi kelas lebih dinamis dan tidak membosankan. Di mana siswa/santri turut serta menciptakan dinamika dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, jadi tidak monoton yang menjadi pusat informasi dikelas hanya guru. Melainkan murid juga dituntut memiliki peran aktif didalamnya, (A’an Ar/Mg).

Exit mobile version