TEGAL, Suara Muhammadiyah- Pesantren Ahmad Dahlan Balapulang Kabupaten Tegal mengadakan Baitul Arqam pada Selasa-Rabu (11-12/7). Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tegal ini diikuti oleh sekitar 30 orang yang meliputi ustadz-ustadzah, karyawan, serta staf tata usaha Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Balapulang.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal, Fathin Hammam Dhomiri menuturkan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini merupakan sebuah langkah nyata peneguhan ideologi Muhammadiyah.
Dalam pendekatan analisa SWOT, kata Hammam, terdapat beberapa tantangan yang sedang dihadapi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam. Beberapa di antaranya yaitu kemunduran militansi berMuhammadiyah, melemahnya solidaritas antar warga Muhammadiyah, adanya rasa sektoral dalam pengelolaan amal usaha, serta tarikan pada politik praktis.
“Tantangan lainnya adalah melemahnya gerakan dakwah, mencoba-coba ikut paham yang tidak sejalan dengan Muhammadiyah, dan terakhir menurunnya penguasaan ilmu-ilmu agama,” tuturnya.
Menurut Hammam, sebagai jawaban dari tantangan tersebut perlu langkah nyata yang harus dilakukan. Di antaranya yaitu gerakan literasi membaca dan menulis, serta mendalami apa itu ideologi Muhammadiyah khususnya bagi para guru atau pendidik di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan.
“Bagaimana mungkin melahirkan kader Muhammadiyah yang militan kalau gurunya tidak memahami Muhammadiyah. Sebagaimana kaidah “faqqidu sya’i la yu’ti” siapa yang tidak memiliki tidak mungkin bisa memberi. Dengan Baitul Arqam semoga akan lahir kecintaan terhadap persyarikatan dan selanjutnya memperjuangkan tujuan Muhammadiyah,” tandasnya (Hendra Apriyadi/GusMun).