YOYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Bidang Seni, Budaya dan Olah raga, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menciptakan kelompok dakwah melalui sastra, dengan nama Faskho Poetry.
Bagi seorang atau kelompok juru dakwah harusnya memiliki kemampuan untuk melihat jauh ke depan dalam menghadapi fenomena atau tantangan dakwah yang akan terjadi di masa depan, pandangan seperti ini yang digunakan oleh PK IMM FAI dalam memperbaruhi model atau gaya dakwahnya. Gustin Juna, Penangung Jawab Faskho Poetry menuturkan, “Faskho Poetry merupakan kelompok musikalisasi puisi yang berawal dari sebuah keresahan para mahasiswa dengan fenomena dakwah yang terjadi saat itu. yang seperti kehilangan gairah bagi para mad’u(pemirsa) nya,” ungkapnya.
Gustin menambahkan. Pada mulanya, kelompok ini terbentuk hanya berjumlah enam orang saja. Empat orang sebagai pembaca puisi yang disertai drama dan dua orang sebagai pemain musik. Kelompok in tepatnya berdiri pada 12 oktober 2014, bertempat di Masjid K.H Ahmad Dahlan. Yang beranggotakan para kader IMM FAI UMY. “Kata Faskho merupakan gabungan dari dua kata bahasa Arab yakni Fastabikhul Khoirot yang artinya berlomba dalam kebaikan, sedangkan Poetry ialah bahasa Inggris yang artinya puisi. Jika dimaknai secara utuh adalah wadah bagi orang yang berlomba dalam kebaiakan melalui puisi atau seni,” tutupnya.
Bukan hanya berdakwah, Fakho Poetry juga memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. Yaitu ketika mengikuti lomba musikalisasi puisi yang diadakan oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Indonesia yang berlokasi di Cirebon, Faskho Poetry berhasil menyabet juara tiga dalam acara tersebut.
Kini, kelompok ini sudah memiliki anggota sebanyak 22 orang. Dengan prestasi yang telah diraihnya, sudah selayaknya kelompok-kelompok kreatif minority seperti mereka mendapat perhatian lebih dari Kampus atau Pemerintah, bukan harus dicurigai sebagai sarang bibit bibit radikalisme di Kampus, (A’an/Mg).