PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah-Tingginya prevalensi remaja dan dewasa muda yang mengalami permasalahan jerawat mendorong beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) untuk menciptakan dan melakukan inovasi produk sabun cair wajah yang terbuat dari limbah biji pepaya.
Kelompok peneliti mahasiswa Farmasi UMP yang diketuai Iqbal Kurniawan dengan anggota tim Putri Mayasari Hidayat, Rusli Triawan, Alfathir Dimas Sutansyah, dan Januar Wibawa Putra ini dilakukan selama kurang lebih lima bulan di laboratorium Fakultas Farmasi UMP dengan didasari oleh data dari Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, bahwa limbah biji pepaya pada tahun 2013 mencapai 871.257 ton. Inovasi produk sabun cair wajah ini mereka beri nama Weepaya.
Iqbal menjelaskan nama weepaya merupakan singkatan dari “wee” diambil dari kata wiji atau dalam bahasa indonesia berarti biji, dan “paya” diambil dari kata pepaya. ”Nama weepaya memiliki arti biji pepaya,” katanya.
Menurut Iqbal, dengan memanfaatan biji pepaya dalam produk ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah biji pepaya dan dapat meningkatkan nilai ekonomi dari biji pepaya.
“Hal tersebut merupakan salah satu peluang usaha besar yang menjajikan, terbukti dari banyaknya produk-produk kosmetik anti jerawat yang saat ini beredar di masyarakat. Namun disisi lain, keadaan seperti ini juga dimanfaatkan oleh produsen-produsen nakal yang tidak bertanggung jawab dari efek samping produk yang dihasilkan dan hanya memikirkan sebuah keuntungan belaka,” tandasnya.
Seperti yang dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Pada Tahun 2015 sampai dengan Triwulan I melaporkan bahwa 68,75% produk kosmetik yang beredar di Indonesia telah memenuhi syarat dan 31,25% produk kosmetik yang beredar di Indonesia tidak memenuhi syarat.
Produk yang tidak memenuhi syarat dikarenakan mengandung cemaran mikroba melebihi batas atau mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon, asam retinoat, resornisol, pewarna merah K3, K10 dan pewarna jingga K1.
“Weepaya yang telah teruji dapat melawan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis sebagai bakteri penyebab jerawat,” kata Iqbal
Sementara itu penelitian ini akan diuji apakah produk weepaya ini memiliki keamanan produk tanpa memberikan efek samping sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hingga saat ini tim penelitian masih melakukan satu uji keamanan produk untuk melihat apakah produk weepaya aman terhadap ibu hamil dan tidak menyebabkan cacat pada janin.
Namun, walaupun tim masih dalam proses penelitian, tim sudah dapat melaporkan bahwa produk weepaya memiliki keamanan produk karena tidak menyebabkan kulit sensitif, tidak menyebabkan kematian dan keracunan pada kulit, serta tidak menyebabkan iritasi kulit yang parah.
Ketua tim berharap prospek produk weepaya kedepan mendapat hak paten dan didaftarkan ke BPOM untuk memiliki izin edar.
“Diharapkan produk ini dapat dipasarkan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari produk weepaya ini,” katanya.
Harapan besar bagi tim agar hasil penelitian yang cukup kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan limbah biji pepaya tersebut bisa memiliki hak paten dan didaftarkan ke BPOM untuk memiliki izin edar. Semoga produk yang telah berhasil mereka kembangkan dapat dipasarkan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. (tgr)