YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) PKU Muhammadiyah Surakarta menggandeng Jakarta Medical Service and Training (JMST) 119, menggelar pelatihan Basic Trauma Cardiniac Life Support (BTCLS), Kamis-Ahad, (13-16/7/2017).
Acara ini diikuti 79 peserta dari mahasiswa semester VI D3 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Surakarta, mahasiswa program Ners dari perguruan tinggi lain dan para perawat rumah sakit. Digelar di Gedung Rektorat Stikes PKU Muhammadiyah Surakarata, Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
Ketua Penyelenggara BTCLS, Yuli Widyastuti, mengatakan, ini periode ke 6 untuk BTCL dan kerja sama dengan JMST 119. Jadi, sudah 6 tahun kerja sama ini terjalin dengan baik dan semoga bisa terjaga terus.
“Pelatihan ini membekali para mahasiswa dalam penanganan gawat darurat. Ini sangat berguna dalam dunia kesehatan serta bekal calon alumni untuk magang atau kerja di rumah sakit, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang kegawatdaruratan ” kata Yuli.
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kurikulum Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta, Cemy Nur Fitria, menyampaikan mahasiswa akan magang di 7 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo Raya. Untuk itu, pelatihan ini sebagai bekal dan pasca wisuda akan mendapatkan keterangan magang dan sertifikat BTCLS.
Cemy berharap, setelah mengikuti pelatihan BTCLS, peserta pelatihan (perawat, bidan dan dokter umum) mempunyai kemampuan dan keterampilan tentang penanganan kedaruratan trauma dan jantung . Serta mampu melaksanakan tugas atau menolong penderita gawat darurat seoptimal mungkin.
“Juga meningkatkan kemampuan dalam asuhan keperawatan pada klien dengan kegawatdaruratan di rumah sakit atau tempat kerja (Emergency of Nursing), pelatihan dasar ini wajib diikuti setiap mahasiswa Stikes PKU Muhammadiyah sebelum bekerja, karena mereka harus siap melakukan penanganan dasar trauma,” ujar dia.
Sementara, Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, Weni Hastuti SKep MKes, mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab STIKES untuk memberikan bekal atau skill tambahan bagi calon alumni.
Sehingga lulusan mempunyai pembeda dengan alumni dari perguruan tinggi sejenis dan siap berkompetisi ketika memasuki dunia kerja.
“Sekarang ini yang dibutuhkan rumah sakit maupun instansi pelayanan kesehatan bukan saja lulusan perawat yang memiliki ijazah saja, tapi juga lulusan perawat yang memiliki berbagai kompetensi yang tersertifikasi,” ujar Weni. (Teguh wahyudi/Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta)