YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukan kepeduliannya terhadap kualitas jajanan anak, dengan melakukan koordinasi dengan tiga Universitas pada Sabtu (14/7) di Aula Gedung PP Ahmad Dahlan.
Jajanan merupakan sebuah hal yang mengiurkan bagi anak-anak, terlebih anak Sekolah Dasar. Akan tetapi terkadang jajanan yang tersedia bagi mereka tidak baik untuk dikonsumsi karena mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan, selain merugikan bagi pembeli. Jenis jajanan seperti ini juga merugikan penjual, jika diketahui oleh pembeli. Hal ini yang kemudian menjadikan MPM tergerak untuk meningkatkan kualitas jajanan bagi anak.
Wuri Rahmawati Koordinator Divisi Komunitas Khusus MPM PP menyampaikan, “Di Sekolah-sekolah masih sering ditemukan jajanan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan, terlebih jajanan yang dijual oleh pedagang asongan,” wuri menambahkan. Menurutnya, setidaknya sudah ada beberapa Sekolah yang menjalin kerjasama dengan MPM untuk mengawasi jajan yang dijual oleh pedagang asongan di sekitar sekolah tersebut.
Sebelum melakukan rapat koordinasi ini, MPM telah mengambil beberapa sampel jajanan di SD Muhammadiyah Pakel dan diujikan di lab Universitas Ahmad Dahlan. Hasilnya masih ditemukan beberapa jajanan yang mengandung zat berbahaya seperti pemanis buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Dengan temuan ini, MPM mengandeng tiga Universitas yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
“Pihak UMY menyatakan siap kerjasama dan membuka tangan untuk menguji jajanan oleh pedagang asongan,” tutur Hari Widada Dosen Farmasi FKIK UMY. Hal senada juga disampaikan perwakilan dari dua kampus lainnya.
Kemudian ketiga Universitas ini akan dijadikan tempat uji lab bagi jajanan pedagang asongan yang telah menjadi binaan MPM yang berada di sekitar kampus masing-masing. (A’an Ar/mg).