YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Prosesi akad nikah Hilma Nadhifa Mujahidah dengan Muhammad Sulaiman berjalan lancar pagi tadi, Sabtu (15/7), pukul 08.30 wib. Sebelumnya, prosesi serah terima diwakili oleh Hendra putra (mempelai pria) dan Arif Haryanto (mempelai perempuan). Wali nikah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dengan saksi Ketua Majelis Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Khutbatul ‘Ursy disampaikan oleh ketua PP Muhamadiyah bidang Tarjih dan Tajdid Yunahar Ilyas.
Sebelum prosesi akad nikah, petugas dari Kantor Utusan Agama Kecamatan Kasihan, Bantul, telah memverifikasi data-data kedua mempelai. Dalam tausiyahnya, Yunahar Ilyas mengatakan bahwa pernikahan adalah sunnah nabi. Maka prosesi pernikahan Hilma Nadhifa Mujahidah binti Haedar Nashir dengan Muhammad Sulaiman bin Marianto adalah bagian dari amal ibadah yang telah ditentukan oleh Rasulullah.
“Perkawinan bukan hanya ikatan agama, tetapi sekaligus ikatan sosial,” kata Yunahar. Dalam Al Qur’an, jelas Yunahar, disebutkan bahwa dengan perkawinan akan tercipta kelurga yang mawaddah dan Rahmah. “Mawaddah adalah kasih sayang hasil interAksi fisik. sedangkan Rahmah adalah hasil interaksi batin di antar pasangan suami istri,” tuturnya. Menyinggung soal mahar, Yunahar Ilyas menjelaskan, “Mahar adalah simbol nafkah suami kepada istri.”
Sejumlah menteri, pejabat negara dan tokoh masyarakat tampak hadir menyaksikan prosesi akad nikah putri sulung ketua umum PP Muhammadiyah ini. Di antaranya Mensesneg Pratikno, Mendikbud Muhadjir Effendy, Buya Syafii Maarif, Abdul Mu’ti, Dahlan Rais, dan lain-lain. (Redaksi)