KLATEN, Suara Muhammadiyah- Pengurus Ikatan Guru Bustanul Athfal ‘Aisyiyah (IGABA) Kabupaten Klaten menggelar acara Halal Bi Halal pada Kamis (13/7) di Gedung Pandanaran Kompleks RSPD Kabupaten Klaten.
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 1200 orang yang terdiri dari elemen guru atau pendidik ‘Aisyiyah Klaten ini juga dihadiri oleh Ketua Pmpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Klaten, Qomariyah, Ketua Majelis Dikdasmen PDA Klaten Istiqomah Isnaeni, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Ketua IGABA Kabupaten Klaten yang juga merupakan Ketua Panitia Penyelenggara, Fauzanah dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Halal Bi Halal yang melibatkan unsur pendidik pra sekolah ini selain sebagai ajang bermaaf-maafan juga dalam rangka mempererat tali silaturahim di antara para pendidik yang mengabdi di lembaga pendidikan pra sekolah milik ‘Aisyiyah baik di KB/PAUD/ TK ABA dan BA ‘Aisyiyah Klaten.
“Dengan saling bertemu, ikatan persaudaraan akan semakin kuat dan kokoh sehingga dalam mengabdikan diri di ‘Aisyiyah memiliki ikatan organisatoris dan aqidah yang sama. Kegiatan ini dapat berjalan berkat partisipasi dari seluruh elemen guru di ‘Aisyiyah Klaten yang berjumlah sekitar 1200 orang secara gotong royong dalam hal penyelenggaraan,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PDA Klaten Qomariyah menghimbau kepada semua guru yang tergabung di lembaga pendidikan ‘Aisyiyah untuk merapatkan barisan dalam mencerdaskan tunas-tunas bangsa dengan penuh dedikasi yang tinggi.
“Meski gaji yang diterima tak sepadan dengan jerih payah yang dikeluarkan, namun apabila dilandasi dengan nilai ibadah akan menjadi amal yang dapat dipetik di kemudian hari. Selain itu untuk tertib organisasi, maka diharapkan semua guru TK/KB/PAUD ‘Aisyiyah segera untuk mengurus Kartu Tanda Anggota ‘Aisyiyah sehingga kita tahu jumlah anggota ‘Aisyiyah yang memiliki KTA sebagai persyaratan organisatoris,” ujarnya.
Sementara itu, Andi Prastowo dalam tausiyahnya menjelaskan bahwa tujuan dan capaian dalam beribadah puasa di bulan romadlon adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa. Menurutnya, bertaqwa diartikan dengan meninggalkan apa yang dilarang dan menjalankan apa yang diperintahkan.
“Indikasi orang yang bertaqwa, di antaranya adalah hidupnya dibingkai dalam misi ibadah. Ibadah merupakan pengabdian hamba atau makhluk Allah kepada Sang Kholiq (pencipta). Ibadah yang dilaksanakan endingnya akan kembali kepada dirinya masing-masing. Artinya pahala yang diterima dari hasil ibadah itu akan diterimanya sendiri bukan orang lain yang menikmati,” katanya.
Kedua, lanjut Andi, orang yang taqwa yaitu orang yang hidupnya bermanfaat bagi sesama makhluk. Ia menjelaskan bahwa manusia hidup agar bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Termasuk salah satu isi hadits yang isinya bahwa orang yang meninggal dunia akan putus amalnya kecuali 3 perkara yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak sholeh yang mau mendoakan orang tuanya.
“Yang dimaksud orang tua di sini adalah orang yang telah mendidik anak tersebut menjadi anak yang sholeh. Baik itu orang tuanya sendiri, guru/pendidik, ustadz atau kyai. .Jadi berbahagialah kepada pendidik di TK/KB ‘Aisyiyah yang telah berusaha mendidik peserta didik menjadi anak yang sholeh. Jika anak yang sholeh tersebut mendoakan, doanya akan sampai kepada guru tesebut,” pungkasnya (Paimin JS).