KLATEN, Suara Muhammadiyah– SMK Muhammadiyah Cawas, Klaten merupakan lembaga pendidikan kejuruan menengah atas milik persyarikatan Muhammadiyah yang siap menghantarkan alumnusnya untuk memiliki kualitas yang handal dan siap untuk bersaing dan terjun di dunia usaha dan industri, bahkan menjadi wirausahawan yang handal dan berkualitas.
Meski berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Sukoharjo dan Gunung Kidul yang berada sekitar 40 km di arah tenggara Kota Klaten, eksistensi SMK Muhammadiyah Cawas merupakan jawaban bagi masyarakat Kabupaten Sukoharjo, Klaten dan Gunung Kidul untuk menyekolahkan putra-putrinya di sekolah tersebut. Hal ini mengingat lokasinya yang sangat strategis di 3 kabupaten.
“Karena lokasinya berada di perbatasan 3 kabupaten, tak mustahil murid yang mencari ilmu ini juga berasal dari 3 kabupaten tersebut. SMK Muhammadiyah Cawas memiliki 5 prodi guna menghantarkan para siswanya memiliki skill untuk terjun bekerja,” tutur Kepala SMK Muhammadiyah Cawas, Slamet.
Lebih lanjut Slamet menjelaskan bahwa di tahun pelajaran ini SMK Muhammadiyah Cawas mengalami peningkatan siswa baru bila dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini, pihaknya memiliki sebanyak 450 peserta didik, dengan 151 di antaranya adalah siswa baru kelas X. Adapun lima program studi yang ada di SMK Muhammadiyah Cawas di antaranya yaitu program studi administrasi perkantoran, akuntansi, pemasaran, farmasi, serta Kendaraan Ringan (TKR).
Kegiatan belajar, kata Slamet, didukung oleh 41 guru dan 14 karyawan. Menurutnya, pengabdian guru maupun karyawan dinilai tinggi. Hal ini dibuktikan dengan luaran yang dihasilkan berupa keberhasilan siswa usai belajar di SMK Muhammadiyah Cawas.
“Mereka tak kenal lelah untuk mencerdaskan kehidupan generasi bangsa, serta mempersiapkan SDM yang handal dan siap bersaing. Kerjasama di antara rekan guru menghasilkan output yang tak diragukan lagi. Siswa yang lulus tahun ini sekitar 90% sudah terserap di DUDI yang artiya sebanyak 90% nya sudah bekerja. Yang lain ada yang melanjutkan dan ada pula yang berwirausaha,” jelasnya.
Slamet menambahkan, terdapatnya jurusan yang mendapatkan animo terbesar masyarakat yakni jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh medan geografis dari wilayah asal peserta didik yang berupa pegunungan.
Hal ini dipengaruhi medan geografis dari wilayah peserta didik yakni jalan pegunungan yang banyak menanjak, sehingga kendaraan kecil seperti sepeda motor perlu perawatan,yang menuntut para siswa berwirausaha mendirikan bengkel sepeda motor. Murid baru tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 80 anak mengambil jurusan TKR ( otomotif). Jadi ada 50% dari perserta didik baru mengambil jurusan otomotif,” tandasnya (Paimin JS).