YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Tinggal 35 hari lagi Film Nyai Ahmad Dahlan besutan IRAS Film akan mewarnai layar lebar tanah air. Tak terkecuali mantan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Muchlas Abror memiliki kesan yang mendalam tentang sosok Nyai Walidah Dahlan. Menurut Muchlas, meskipun sudah di usia senja, semangat berdakwah Nyai Walidah luar biasa.
“Saya tertegun ketika Nyai Walidah bertabligh, dengan mengendarai kuda ke Batur, Banjarnegara. Beliau berkuda dari Dieng ke Batur,” tuturnya saat ditemui Suara Muhammadiyah. “Bayangkan pada saat itu seorang perempuan menunggangi kuda demi bisa berdakwah. Belum ada, mungkin hanya Nyai Walidah,” imbuh Muchlas.
Batur sendiri hingga saat ini merupakan salah satu Cabang Muhammadiyah yang cukup kuat di daerah Banjarnegara. Pemuda-pemudanya, kenang Muchlas, banyak yang terdidik dan melanjutkan studi ke Yogyakarta. Hal tersebut mengisyaratkan jejak-jejak dakwah di awal pembentukan Muhammadiyah, khususnya yang pernah disinggahi oleh Nyai Walidah sendiri masih tetap bertahan hingga kini. “Nyai Walidah termasuk generasi awal yang masuk dan berdakwah di Batur,” lanjutnya,
Di samping semangatnya dalam mensyiarkan Islam yang luar biasa tersebut, Muchlas juga menyoroti sosok Nyai Walidah sebagai sosok pendidik kaum perempuan memiliki keihklasan tinggi. Sebagai penggerak dan pelopor kaum perempuan di masanya, Nyai Walidah sangat memperhatikan kader-kader penerusnya.
“Nyai Walidah memiliki keikhlasan yang tinggi. Coba bayangkan kalau Nyai Dahlan tidak mementingkan kader-kadernya, sebagai istri pendiri Muhammadiyah, pasti ia sudah menjadi ketua pertama PP Aisyiyah. Namun ia mempersilahkan kadernya yang pada saat itu adalah Siti Bariyah memimpin Aisyiyah untuk pertama kali,” tutur Muchlas.
“Itu mengisyaratkan bahwa Nyai Walidah memiliki kepedulian yang besar terhadap pengkaderan,” tandas Muchlas. (Th)