YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Kebijakan lima hari sekolah dan dua hari untuk keluarga yang diterapkan oleh Kemendikbud dalam menengahi problematika belajar mengajar dianggap penting diterapkan dan dilakukan demi terbentuknya karakter anak serta maksimalnya pengawasan yang dilakukan orang tua. Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Tri Hastuti.
“Dalam program lima hari sekolah ini lebih kepada membangun kualitas antara orangtua dengan anak, prinsipnya membangun karakter anak,” ujarnya.
Disampaikan Tri, bahwa adapun tujuan dalam penerapan kebijakan ini di antaranya yaitu pertama, untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara orang tua dan anak sehingga terjalinnya hubungan intrapersonal yang harmonis dalam keluarga.
Kedua, lanjut Tri, dengan kebijkan tersebut anak-anak mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan diri. Aspek emosional dan spiritual anak dapat ditingkatkan dengan penanaman nilai sosial dan keagamaan oleh orang tua, selain aspek intelektual yang didapatkan di sekolah.
“Bahkan kemampuan untuk mengelola kehidupan ketika dihadapkan dengan sesuatu yang sulit akan diperoleh jika punya keterampilan. Dua hari tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bakat dan hobinya,” tuturnya.
Tri menambahkan, pemberian kegiatan positif dan bermanfaat kepada anak tidak semata-mata hanya akan mengembangkan sisi kecerdasan kognitif anak saja. Akan tetapi, emosional yang dibangun akan lebih banyak diterapkan dan ruang ekspresi lebih bebas.
“Seperti bisa dibawa ke tempat les, main sama temen sebaya, serta sosialisasi dengan masyarakat. Karena jelas keluarga itu berbeda- beda,” pungkasnya.