PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Kemajuan teknologi yang semakin mempermudah aktivitas kehidupan manusia semakin tidak dapat dielakkan. Termasuk di antaranya dalam mengasuh anak. Bentuknya yang atraktif menarik perhatian anak-anak dan menjadi media belajar yang menyenangkan. Anak-anak relatif lebih mudah ditenangkan dan lebih pintar dengan kehadirannya. Namun faktanya kemajuan teknologi kurang bisa di manfaatkan sebagaimana mestinya karena kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi.
Dijelaskan Istighfarin selaku ketua tim program menyampaikan bahwsanya semakin maju dan maraknya sistem teknologi komunikasi saat ini banyak timbul permasalahan penyalahgunaan ponsel maupun gadget yang diberikan orang tua kepada anak sebelum waktunya. Hal ini sungguh memilukan, jika generasi penerus bangsa ini nantinya menjadi seorang penerus yang rusak dan kecanduan terhadap teknologi ke arah negatif.
“Penggunaan ponsel, gadget, dan internet pada anak mengurangi intensitas anak untuk belajar di rumah, terutama belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Selain itu fenomena tersebut mengurangi sosialisasi dengan keluarganya di rumah, Dalam rangka menjawab keresahan, kami terapkan berbasis pembelajaran humanistik dengan membuat suatu produk audio-video dengan memanfaatkan software Sony Vegas Platinum Pro 13 untuk membuat berbagai konten yang mendukung belajar calistung anak di Desa Singodranan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo.”ujarnya
Membaca, menulis, dan berhitung merupakan salah satu aktivitas yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Membaca adalah kegiatan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Motivasi membaca sangat penting bagi anak sebagai fondasi untuk menolong anak menjadi pembelajar sepanjang hayat atau life long learner karena buku adalah jendela dunia yang akan membawa siapapun ke mana saja.
Diungkapkan dalam data statistik UNESCO pada 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari 127 negara. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak usia dini,anak-anak lebih tertarik kepada berbagai acara di televisi dan play station, dan penggunaan internet melalui gadget atau ponsel yang sebenarnya tidak seluruhnya baik bagi anak.
Sedangkan menurut data KPAI, sejak 2011 jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online semakin meningkat, hingga tahun 2014 ada 1022 kasus. Anak yang menjadi korban pornografi secara offline, jumlahnya 28 persen, objek tontonan porno 15 persen, dan anak korban kekerasan seksual online, sebanyak 11 persen. Sementara itu, 24 persen anak disinyalir memang memiliki materi pornografi..
Pendidikan humanistik diarahkan untuk membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intlektual, tetapi juga segi sosial dan afektif ( emosi,sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). Pendidikan ini menekankan pada peranan anak,mendorong anak untuk melaksanakan proses pembelajaran, dan membuat anak merasakan sesuatu dalam proses pembelajaran. Ketika anak menjadi peran utama dalam pendidikan dan pembelajaran maka dengan sendirinya anak dapat membangun pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilki siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun diluar sekolah.
Program Kreativitas Mahasiswa dengan beranggotakan Latifah Femi Nuraini, Khusnul Khotimah, Novitasari dan Bagus Tranggono ini dilaksanakan di Pesantren Mahasiwa Al-Chudlorie Universitas Muhammadiyah Purworejo yang tepat berada di Kelurahan Singodranan, Desa Baledono. Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) ini dilakukan selama 5 bulan. Peserta dari kegiatan ini adalah anak-anak dengan usia PAUD,TK dan SD.
“Semoga program ini dapat mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi digital pada anak, Sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar calistung, Memberikan metode baru untuk orangtua atau guru mengajari anak calistung, Menciptakan kawasan Singodranan sebagai desa “melek teknologi” dan “melek huruf” dan Menjadi wahana pengabdian mahasiswa dalam berkontribusi mengembangkan kemampuan sebagai pendidik,”pungkas Istighfarin.
Beberapa tahap yang dijalankan yakni Tahap persiapan : administrasi dan perijinan program, Tahap Pelaksanaan : pendampingan belajar selama 15 minggu dimana dimulai dengan Sosialisasi, Pembuatan Produk, Proses Implementasi (pelaksanaan terbagi dalam beberapa kelompok mentoring bimbel) dan Tahap Evaluasi ditutup dengan Tahap Pelaporan program. (Akhmad M)