Ketegangan di Al-Aqsa, Haedar Nashir: Ini Bukan Hanya tentang Islam Saja

Ketegangan di Al-Aqsa, Haedar Nashir: Ini Bukan Hanya tentang Islam Saja

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pembatasan aktivitas Ibadah umat Muslim oleh keamanan Israel di wilayah Masjid al-Aqsa yang memuncak hingga berbuntut terbunuhnya 3 warga Palestina menuai kecaman dunia termasuk Indonesia. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa tindakan di luar batas yang telah dilakukan keamanan Israel tersebut sudah bukan hanya berkaitan dengan umat Muslim saja, namun juga terkait dengan kemanusiaan juga tindakan sewenang-wenang yang seharusnya tidak dilakukan oleh negara manapun.

“Baik Islam, Yahudi ataupun Kristen memiliki sejarah dengan al-Aqsa, tetapi Israel tidak bisa menghormati kawasan itu. Ini bukan tentang islam saja, ini menjadi pesan untuk dunia, pertama tentang kemanusiaan dan kedua tidak boleh ada negara yang sewenang-wenang di zaman modern ini. Ini bisa menjadi bentuk dari neokolonialisme,” tegas Haedar yang ditemui Sabtu (22/7) pasca peletakan batu pertama Museum Muhammadiyah di kompleks Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Haedar pun menjelaskan bahwa Muhammadiyah akan mendukung langkah tegas pemerintah Indonesia yang juga telah dipaparkan oleh Presiden Jokowi di saat kunjungannya ke UAD, Sabtu (22/7). Presiden Jokowi mengecam keras serta meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar sidang membahas krisis yang terjadi di kompleks Masjid al-Aqsa.

“Muhammadiyah mendukung langkah pemerintah yang tegas. Muhammadiyah dan organisasi-organisasi Islam lainnya di seluruh dunia telah menganggap Israel merupakan bentuk dari negara yang bertidak tribal di zaman modern,” imbuh Haedar.

Di samping, Muhammadiyah juga akan meminta kepada negara-negara yang ada di daratan Timur Tengah untuk menggalang kekuatan, khususnya melalui Organisasi Konferensi Islam (OKI).

“Melalui OKI mereka harus melakukan tindakan-tindakan yang lebih berani. Walaupun saat ini mereka sedang dalam gejolak, namun kita berharap negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah bersatu dan menyisihkan perbedaan. Sehingga kasus Qatar dan lainnya bisa terselesaikan,” tandas Haedar. (Th)

Exit mobile version