Mahasiswa UM Purworejo Ciptakan Pakan Ikan Gabus Super Berbiaya Murah

Mahasiswa UM Purworejo Ciptakan Pakan Ikan Gabus Super Berbiaya Murah

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah-Menangkap peluang kebutuhan akan protein hewani yang masih kurang, kebermanfaatan yang banyak dan menekan kebutuhan pakan  daripada kandungan ikan gabus, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo menciptakan inovasi BUSER 1I45 dengan Maggot sebagai pakan pemacu budidaya ikan gabus super. Dijelaskan Teguh Priatin Ketua Tim bahwasanya ketersediaan ikan gabus di pasaran jumlahnya terbatas dan sering terjadi kelangkaan di pasaran, kondisi ini dimanfaatkannya baik sebagai peluang usaha oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.

“Maggot adalah sejenis belatung dari ampas tahu yang memiliki kandungan protein 40-50%. Sehingga mampu memacu pertumbuhan ikan dan dapat menekan biaya pembelian pakan komersial (pellet),” ujar pencetus BUSER 1I45 ini.

Ikan gabus merupakan jenis ikan yang tidak banyak dibudidayakan. Namun, banyak hidup secara liar di banyak daerah seperti di perairan danau, sungai, parit, rawa-rawa dan persawahan. Bahkan perairan yang dengan rendah kadar oksigen. Ikan Gabus atau yang sering disebut ikan kutuk, kocolan (red, bahasa jawa) memiliki kandungan protein dan albumin yang tinggi. Kandungan mineral albumin inilah yang bermanfaat sebagai sumber albumin bagi pasien yang kekurangan albumin (hipoalbumin), untuk terapi pengobatan, memperbaiki gizi pada balita, mempercepat penyembuhan luka bakar, luka biasa maupun luka pasca operasi.

BUSER 1I45 adalah merupakan singkatan dari ikan gabus super 1 kg isi 4-5 ekor, dengan media budidaya menggunakan kolam terpal.  Dalam pengembangannya dilakukan di Desa Rejosari, Kec. Grabag, Kab. Purworejo. Dengan idenya tersebut, Teguh bersama timnya lolos Progam Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dengan menciptakan ”BUSER 1I45 dengan maggot sebagai pakan pemacu”.

“Ide ini sebagai wujud kepeduliaan terhadap permintaan pasar akan ikan gabus. Karena selama ini supply ikan gabus di pasar-pasar Kabupaten Purworejo hanya mengandalkan tangkapan dari sungai, sawah dan rawa-rawa yang tidak menentu jumlahnya. Sehingga diharapkan usaha budidaya ikan gabus dapat menjadi usaha yang prospektif di masa mendatang,” pungkas Teguh. (Akhmad M)

 

Exit mobile version