YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Peningkatan ketegangan yang terjadi di kompleks masjid Al-Aqsa belakangan menuai berbagai kecaman. Tindakan Isrel yang kian memperketat pengawasan dengan memasang metal detector dan CCTV juga penggunaan kekerasan yang berujung terbunuhnya 3 warga Palestina dinilai telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Pimpinan Pusat Muhammadiyah melayangkan pernyataan resminya merespons insiden tersebut.
Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Ketua PP Muhammadiyah bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri Bachtiar Effendi juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, selain mengutuk tindakan Israel, PP Muhammadiyah juga mendesak PBB, OKI dan Liga Arab untuk segera merumuskan langkah mengatasi konflik dan kekerasan yang berkepanjangan di Palestina.
“Mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Liga Arab untuk segera melakukan sidang khusus membahas langkah-langkah penyelesaian kekerasan di Palestina,” dalam pernyataan yang dirilis oleh PP Muhammadiyah kemarin (25/7).
Di samping itu, PP Muhammadiyah juga mendesak negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah termasuk negara yang memiliki konsen terhadap konflik yang terjadi di daratan tersebut untuk mengambil langkah agar ketegangan tersebut tidak meluas ke negara lainnya.
“Jika kekerasan tidak dihentikan, Muhammadiyah khawatir akan terjadinya aksi perlawanan yang ditujukan kepada negara-negara yang dianggap melindungi dan membela Israel, serta kemungkinan terjadinya aksi terorisme dan kebangkitan radikalisme.”
Kepada pemerintah, Muhammadiyah menghimbau untuk mengambil langkah diplomatic yang memungkinkan Indonesia untuk mendorong kembali solusi dua negara dalam peta proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Muhammadiyah juga menyerukan kepada seluruh umat beragama, untuk menggalang solidaritas. Menurut Muhammadiyah, konflik yang terjadi bukanlah konflik antar agama meskipun dengan nuansa keagamaan yang cukup kuat.
“Konflik Israel dan Palestina bukanlah konfilik agama dan antar agama, tetapi lebih kepada konflik politik. Karena itu, dalam memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, hendaknya lebih mengedepankan aksi solidaritas moral, spiritual, kemanusiaan, dan politik dengan menghindari aksi anarkis.” (Th)