JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy menghadiri silaturahim dan sekaligus sosialisasi Pendidikan Penguatan Karakter dengan para guru Muhammadiyah se-DKI Jakarta, Rabu (26/7). Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Kemendikbud dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyahn DKI Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Mendikbud menjelaskan bahwa Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) yang dicetuskan oleh Kemendikbud berangkat dari keprihatinan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang tangguh dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Para generasi Z perlu untuk dibekali karakter tangguh dan siap menjadi warga dunia.
Program terobosan ini akan lebih menitikberatkan pada peran guru. “Penguatan karakter adalah terfokus pada guru, sementara tugas guru semakin kompleks sesuai UU No 19/2017. Tugas tersebut memudahkan guru memenuhi beban kerja,” ujar Mendikbud di aula Kemendikbud, Jakarta. Selama ini, beban kerja 24 jam bagi guru tidak mungkin terpenuhi, bahkan banyak yang mencari jam tambahan di sekolah lain. Maka dalam PPK, aktivitas guru mengawasi dan menemani anak di kegiatan ekstrakurikuler tetap dihitung.
Para guru, kata Mendikbud Muhadjir, perlu membantu setiap anak untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Anak-anak harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang membebaskan, menyenangkan dan menggembirakan.
Dalam program ini juga, Mendikbud mengingatkan bahwa pendidikan itu melibatkan tiga komponen. Yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ketiganya perlu bekerjasama. Oleh karena itu, libur dua hari, pada Jumat dan Sabtu dimaksudkan supaya anak bisa memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga. Di akhir pekan tersebut, keluarga juga perlu untuk berlibur dan menikmati keindangan dan keragaman bangsa Indonesia. Selain juga karena jatah libur pegawai negeri lainnya adalah dua hari. (Ribas)