PONOROGO, Suara Muhammadiyah- Universitas Muhammadiyah Ponorogo menggelar sarasehan rutin para pengelola jurnal di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) pada Selasa (25/7). Sarasehan ini merupakan agenda rutin bulanan yang diprogramkan LPPM sebagai ruang asistensi, pemantapan, dan pengembangan terbitan berkala ilmiah level Universitas.
Penanggungjawab divisi jurnal LPPM UM Ponorogo, Aldi mengatakan bahwa adanya sarasehan ini diharapkan menjadi pola pendampingan dan pemantauan peningkatan mutu jurnal-jurnal ilmiah.
“Pada kesempatan sarasehan ini, sebagai penyelenggara Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto menggandeng Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung,” jelasnya.
Fauzan Muhammadi dari UAD sekaligus Ketua Asosiasi Jurnal Hukum Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia menyampaikan ihwal perlunya collaborating authors, editors, and reviewers di antara PTM.
“Harapannya, agar sesama PTM dapat menjadi kolaborator pengembangan jurnal PTM seluruh Indonesia,” tambahnya.
Secara terpisah, Pengelola Jurnal Edukasi STAIM Tulungagung, Eko memberikan uraian tahapan indeksasi jurnal ke DOAJ, satu target indeks yang minimal dimiliki oleh jurnal ilmiah skala nasional.
“Patut disyukuri bahwa saat ini di lingkungan Universitas Muhammadiyah Ponorogo setidaknya sudah dua jurnal yang sudah ter-DOAJ-kan,” ujarnya.
Pengelola Jurnal Legal Standing, Arif menuturkan bahwa diperlukannya konsistensi yang terarah dan teratur dalam mengelola jurnal. “Mengelola jurnal harus diliputi oleh rasa cinta, sehingga pengelola tidak merasa terbebani dengan tugasnya sebagai pengelola,” katanya.
Adapun kendala umum yang dialami pengelola jurnal, kata Fauzan, adalah pemasukan artikel ilmiah yang hendak dipublikasikan. Menurutnya, kendala ini pada dasarnya tidaklah mencuat jikalau kolaborasi antar PTM dengan sebaran potensi jumlah angka perguruan tingginya dijadikan acuan.
“170an PTM dengan bidang fakultas dan program studinya dapat saling bertukar posisi, baik sebagai penulis, sebagai editor, maupun sebagai reviewer. Keuntungannya adalah sirkulasi komponen jurnal yang terdiri dari penulis, editor, dan reviewer dapat terakses mudah. Lebih-lebih akan meningkatkan riwayat bagi masing-masing dosen peneliti, baik dalam publikasinya atau perannya sebagai editor dan reviewer,” jelasnya.
Aldi menambahkan, sarasehan kali ini bukanlah kegiatan satu-satunya yang akan dijalankan oleh LPPM Universitas Muhammadiyah Ponorogo. “Divisi jurnal telah merancang apa yang ia sebut dengan Kampung Jurnal. Konsepnya adalah dengan mengumpulkan di satu tempat pertemuan antara para penulis, para editor, dan para reviewer sebagai sekedar ajang silaturahim akademik ilmiah, sekaligus tentu saja dalam rangka membangun relasi dan menggali informasi kekinian di tengah-tengah mereka,” pungkasnya.